Menjadi tukang jeprat jepret kamera atau tukang foto itu banyak suka dukanya. Beberapa anggota Kampret atau para Kampretos pernah menulis, termasuk penulis sendiri juga pernah mempostingkan, sekalipun tulisan itu sudah kuhapus karena sudah tak aktual lagi.
Perasaan suka menjadi tukang jepret adalah jika hasil foto kita begitu maksimal dan membuat bahagia atau minimal rasa puas bagi yang difoto. Entah itu prewedding, pernikahan, ulangtahun, atau acara keluarga maupun acara sekolah. Juga ketika moto para model dan kaum sosialita yang ingin tampil beda dan membuat jantung berdegub kencang.
Perasaan duka atau sedih adalah karena tukang foto semacam ini sering disebut sebagai tukang foto amatir sekalipun perlengkapannya cukup memadai dan harganya mahal serta hasilnya juga bagus. Bahkan terkadang ( di rumah ) juga ada studionya, sekalipun kecil tanpa laboratorium atau mesin cetak. Apakah yang dimaksud tukang foto profesional adalah tukang foto yang mempunyai studio besar dan hanya untuk membuat iklan pesanan perusahaan atau event organizer besar saja? Entahlah.....
Kali ini penulis tergelitik kembali untuk berbagi pengalaman menjadi tukang jeprat-jepret kamera atau tukang foto amatir di acara perkawinan. Dengan harapan para potografer dapat memberi pelayanan dan hasil yang bagus. Semoga berguna.
Pertama, siapkan perlengkapan dengan baik. Seperti kamera, lensa, flash, payung pantul, flashbox, babytriger, tripod, baterai, memori, dan background. Kamera sebaiknya disiapkan minimal dua buah.
Kedua, siapkan kru yang mencukupi. Kru bukan hanya tenaga untuk mengatur perlengkapan, tetapi juga tukang jepret atau kameramen dan pengatur gaya.
Tentang pengatur gaya sering diabaikan oleh para tukang foto dan hanya mengandalkan kemampuan dirinya sendiri atau perias yang mendampingi. Untuk perkawinan tradisional, perias sering mendampingi pengantin. Tetapi untuk pesta perkawinan kelas menengah dan atas biasanya malah tidak.
Ketiga, pelayanan purna jual yang mantab. Kok sepertinya berdagang mobil dan motor saja. Maksud pelayanan purna jual adalah bahwa foto ( dan video ) akan jadi tepat waktu, foto dicetak dengan kualitas yang bagus, dan file foto di CD tersimpan dengan baik dan dapat dibuka selamanya.
Keempat, beri fee atau hadiah kejutan bagi yang memesan dalam jumlah tertentu. Sebagai contoh, memberi sebuah foto cetak ukuran 12 R jika memesan paket 1,cetak 20 R jika memesan paket 2, cetak 24 R dan memberi pigura jika memesan paket 3. Tentu saja fee atau hadiah tidak ditunjukkan pada saat perjanjian, tetapi lebih sebagai sebuah kejutan untuk menarik pelanggan.
Paket dalam pelayanan yang dimaksud, misalnya: paket 1 meliputi 100 cetak foto ukuran 4R dan 4 lembar 10R kolase dalam 1 album besar, 200 file foto dalam CD, dan 1 keping DVD pernikahan. Besaran dan harga tiap paket serta hadiah tergantung pada tukang foto atau event organizer penyelenggara.
0 0 0 0
Perhatikan kekurangan dalam pentaan gaya dalam foto-foto ini:
[caption id="attachment_329946" align="aligncenter" width="450" caption="Blangkon tidak dipakai atau lupa memakai?"]
[caption id="attachment_329947" align="aligncenter" width="450" caption="Jari telunjuk pengantin wanita tertekuk atau memang ( maaf ) kuthung...?"]
[caption id="attachment_329948" align="aligncenter" width="450" caption="Pengantin memang raja sehari, banyak yang ingin memoto. Tetapi seorang potografer harus tetap mengarahkan gaya agar pandangan mata tetap pada lensa. Kecuali foto candid!"]
Salam jepret…..
*foto2 dari studio sendiri*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H