Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humor

Nikmatnya Rujak Uleg Khas Madura

17 November 2014   15:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:37 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_335892" align="aligncenter" width="259" caption="Sumber: oktaviack.blogspot.com"][/caption]

Ada dua jenis makanan khas Surabaya yang sudah terkenal, lontong balap dan rujak uleg. Lontong balap hingga saat ini masih ditemui di sekitar Surabaya. Sedang rujak uleg mudah ditemui di kota lain, misalnya Malang, Pasuruan, Blitar, dan Kediri bahkan di Madura.

Sebagai makanan tambahan dalam arti bukan makanan pokok, rujak uleg sering menjadi sasaran bagi pengunjung atau wisatawan dari kota lain. Tak terkecuali bagi Mas Jadi, teman saya dari Jogja. Ia begitu getol segera ingin menikmati rujak uleg yang pedas. Anehnya, ketika kuajak ke sebuah warung di daerah Kapas Krampung justru ia meminta diantar ke daerah Kayoon. Berdasarkan cerita temannya, di sebelah selatan Pasar Kembang Kayoon ada rujak uleg khas Madura yang rasanya lebih nikmat walau dengan sedikit petis sehingga rujaknya terasa lebih ‘kesed’ karena bumbunya tak sampai meluber. Aku sendiri yang sering ke sana justru tidak tahu.

Di tepi Kali Mas, kami berhenti di sebuah warung sederhana yang khusus berjualan rujak uleg. Di depan warungnya ada banner tanggung yang bertulis Rujak Uleg Cingur “Semloheh” Penjualnya seorang wanita muda yang aduhai….. Kami pun memesan dua piring yang cukup pedas.

Sambil menunggu, saya memperhatikan penjualnya yang meracik bumbu. Betapa terkejutnya, saat dia menguleg bumbu tampak salah satu tangannya menggoyang-goyang cobek sedang tangan lainnyamemegang erat uleg-uleg.Sehingga pinggang dan pantatnya bergoyang keras seperti sedang berjogetria ala penyanyi dangdut. Bahkan meja tempat menguleg pun ikut bergoyang keras.

Ketika Mbak yang berjualan menyajikan, aku pun bertanya dengan culun “ Kenapa sih Mbak kalau menguleg bumbu kok seperti itu....? ”

“ Itulah bedanya rujak Surabaya dan Madura. Kalau rujak Madura saat membuat atau menguleg bumbu yang digoyangkan cobek atau layahnya. Kalau rujak Surabaya kan yang bergoyang uleg-ulegnya! “ kata Mbak Penjual dengan tersenyum.

“ Dan lagi rujak Madura gak terlalu banyak petis jadi gak mblebeeeerrrr…..” tambah Mas Jadi.

Owaaalaaah gitu to….. Aku memang belum pernah makan rujak Madura sih!

[caption id="attachment_335895" align="aligncenter" width="275" caption="Sumber: eastjava.com"]

14161888161139658079
14161888161139658079
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun