Bagi pecinta potografi, salah satu tantangan yang menarik adalah moto serangga. Ada yang bilang, moto serangga termasuk teknik moto makro. Tapi ada yang bilang, bukan termasuk makro jika menampilkan secara keseluruhan tubuh hewan. Kecuali yang ditampakkan detailnya saja, misalnya kepala atau matanya saja. Atau serangga kecil yang ukurannya tak lebih dari dua cm saja.
Termasuk makro atau tidak kali ini saya ingin memberi tips cara moto serangga dengan menggunakan kamera saku. Seperti kita ketahui serangga merupakan salah satu hewan yang sensitif terhadap perubahan di lingkungannya. Pergerakan sedikit saja akan mudah terdeteksi oleh sungutnya lalu akan terbang jauh. Apalagi moto kupu-kupu, lebah, atau kumbang yang sedang menghisap madu. Kalau mereka sedang bertelor tentu lebih mudah karena akan dalam keadaan diam cukup lama. Kecuali moto belalang relatif lebih mudah karena tak mudah terganggu oleh pergerakan kita.
Moto serangga dengan kamera DSLR, tak terlalu sulit karena secara teknik mudah pengoperasiannya dalam arti kamera tidak mudah goyang. Tetapi menggunakan kamera digital saku, ketahanan tangan untuk tetap stabil bukanlah hal yang mudah. Maka sebelum melakukan pemotoan setel dahulu sesuai dengan kebutuhan. Penulis kali ini menggunakan atau menyeting dengan program portrait yang disimbolkan dengan gambar wajah dan landscape dengan simbol gambar gunung lalu diseting kembali dengan makro yang disimbolkan dengan gambar bunga. Memang, ada juga yang menggunakan easy (gambar hati) dan auto kemudian melakukan pemotongan atau kroping lewat computer, tetapi rasa kurang puas atau lega selalu muncul.
Selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H