Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menembus Lereng Semeru dari Barat ke Timur dan Selatan

4 Januari 2015   19:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:50 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_344770" align="aligncenter" width="450" caption="Semeru dan Desa Ngadas dari sebelah barat."][/caption]

Tertantang mengikuti Kompasiana Blog Trip: Jejak Para Riser untuk mencari pengalaman baru, maka seusai dari Malang Selatan, kami berempat pun kembali ke Gubuk Klakah dan Ngadas di wilayah timur Malang. Tujuan hanya satu, kembali menikmati tantangan menembus belantara lereng Semeru dari barat ke timur dan selatan selama 12 jam dengan mengendari gerobak tua keluaran 94.

Menembus lereng Semeru hingga kaki Semeru di Pantai Watu Godek lalu menuju Pantai Bambang sebenarnya bukanlah sebuah perjalanan fantastis. Beberapa kompasianer & kompasianerwati yang suka berpetualang sudah pernah mempostingkan pengalamannya. Apalagi masyarakat Suku Tengger sekitar Ranu Pani dan Senduro sering melakukannya. Tetapi perjalanan kali ini kami berempat bukan menggunakan sepeda motor dan sedang dalam puncak musim hujan. Info yang kami dapat ada beberapa titik longsor yang membuat jalan licin dan menyempit serta kabut dan gerimis cukup mengurangi jarak pandang.

[caption id="attachment_344771" align="aligncenter" width="500" caption="Semeru diliputi mendung dan gerimis dilihat dari Desa Ngadas."]

142034668897136954
142034668897136954
[/caption]

Minggu, 28 Desember 2014 jam 6.10 kami pun melaju dengan hanya kecepatan 30 – 40 km perjam, sesuai dengan permintaan putri kami agar dapat menikmati pemandangan. Walaupun mendung dan gerimis menemani, kami tetap percaya diri dengan target 3 jam sudah harus sampai di Pasirian, Lumajang tanpa istirahat. “Bapak harus kuat, jangan kalah dengan Mbak Sulung…”kata Si Tengah membakar semangat.

[caption id="attachment_344773" align="aligncenter" width="450" caption="Siap-siap...."]

14203468412102852872
14203468412102852872
[/caption]

[caption id="attachment_344776" align="aligncenter" width="400" caption="Bekal."]

1420346958197437936
1420346958197437936
[/caption]

Tepat di lereng Semeru gerimis makin deras dan cukup gelap. Harapan tak berpapasan atau tertutup praoto membawa hasil bumi terpenuhi, kecuali beberapa pick up yang harus mengantar petani dan hasil buminya.

Jalan sempit yang hanya 3,5 m, cukup rusak, licin, dan tikungan tajam menurun menyebabkan hanya bisa memacu tak lebih dari 25 km perjam. Cuaca yang tak mendukung pun sulit bagi Si Bungsu untuk mengabadikan pemandangan ditambah lagi dia menghibur diri dengan berceloteh tentang keinginan sekolah di PL Muntilan. Atau bernyanyi-nyanyi dengan kakak dan ibunya yang merinding menikmati sensasi perjalanan akhir tahun untuk ambisi bapaknya…… Hemmm, bapaknya memang egois!

1420347063707604525
1420347063707604525

14203472131877142855
14203472131877142855

1420347270619932246
1420347270619932246

14203473231749371892
14203473231749371892

14203473641541704686
14203473641541704686

14203474741013227604
14203474741013227604

[caption id="attachment_344787" align="aligncenter" width="450" caption="Jam 10 pagi telah sampai di kaki Semeru di Pasirian."]

1420347597404377726
1420347597404377726
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun