Mohon tunggu...
Arel Fariq
Arel Fariq Mohon Tunggu... Lainnya - Kompasiano

Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Islam Masuk ke Indonesia dari Berbagai Teori

11 Mei 2022   21:51 Diperbarui: 11 Mei 2022   22:01 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ia mencatat sejumlah data. Pertama, banyaknya ulama Kurdi yang berperan mengajarkan Islam di Indonesia dan kitabkitab karangan ulama Kurdi menjadi sumber-sumber yang berpengaruh luas. Misalkan, Kitab Tanwr al-Qulb karangan Muhammad Amin alKurdi populer di kalangan tarekat Naqsyabandi di Indonesia. Kedua, di antara ulama di Madinah yang mengajari ulama-ulama Indonesia terekat Syattariyah yang kemudian dibawa ke Nusantara adalah Ibrahim alKurani. I

brahim al-Kurani yang kebanyakan muridnya orang Indonesia adalah ulama Kurdi. Ketiga, tradisi barzanji populer di Indonesia dibacakan setiap Maulid Nabi pada 12 Rabiul Awal, saat akikah, syukuran, dan tradisi-tradisi lainnya. Menurut Bruinessen, barzanji merupakan nama keluarga berpengaruh dan syeikh tarekat di Kurdistan. Keempat, Kurdi merupakan istilah nama yang populer di Indonesia seperti Haji Kurdi, jalan Kurdi, gang Kurdi, dan seterusnya. Dari fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang Kurdi berperan dalam penyebaran Islam di Indonesia. 

Dari teori-teori tersebut tampak sekali bahwa fakta-fakta Islamisasi diuraikan dengan tidak membedakan antara awal masuk dan masa perkembangan atau awal masuk dan pengaruh kemudian. Kedatangan Islam ke Nusantara telah melalui beberapa tahapan dari individualis, kelompok, masyarakat, negara kerajaan, sampai membentuk mayoritas. Teori Persia, India, Cina, dan Turki semuanya menjelaskan tentang pengaruh-pengaruh setelah banyak komunitas dan masyarakat muslim di Nusantara. 

Jadi, sebenarnya teori tersebut tidak menggugurkan atau melemahkan teori sebelumnya, tetapi melengkapi proses Islamisasi.13 Strategi Penyebaran Islam di Nusantara Dalam penyebaran Islam di Nusantara terdapat strategi yang dilakukan sehingga Islam lebih mudah diterima dibandingkan dengan agama lain. Strategi yang dilakukan bermacam-macam dan tidak terdapat unsur paksaan. Di antara strategi penyebaran islam tersebut adalah: Pertama, melalui jalur perdagangan. Awalnya Islam merupakan komunitas kecil yang kurang berarti. 

Interaksi antar pedagang muslim dari berbagai negeri seperti Arab, Persia, Anak Benua India, Melayu, dan Cina yang berlangsung lama membuat komunitas Islam semakin berwibawa, dan pada akhirnya membentuk masyarakat muslim. Selain berdagang, para penyebar agama Islam dari berbagai kawasan tersebut, juga menyebarkan agama yang dianutnya, dengan menggunakan sarana pelayaran. Kedua, melalui jalur dakwah bi al-hl yang dilakukan oleh para muballigh yang merangkap tugas menjadi pedagang. 

Proses dakwah tersebut pada mulanya dilakukan secara individual. Mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban syariat Islam dengan memperhatikan kebersihan, dan dalam pergaulan mereka menampakan sikap sederhana. Ketiga, melalui jalur perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, muballigh dengan anak bangsawan Nusantara. Berawal dari kecakapan ilmu pengetahuan dan pengobatan yang didapati dari tuntunan hadits Nabi Muhammad Saw. ada di antara kaum muslim yang berani memenuhi sayembara yang diadakan oleh raja dengan janji, bahwa barang siapa yang dapat mengobati puterinya apabila perempuan akan dijadikan saudara, sedangkan apabila laki-laki akan dijadikan menantu. 

Dari perkawinan dengan puteri raja lah Islam menjadi lebih kuat dan berwibawa. Keempat, melalui jalur pendidikan. Setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka menguasai kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik. Pusat-pusat perekonomian itu berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam. Pusat-pusat pendidikan dan dakwah Islam di kerajaan Samudra Pasai berperan sebagai pusat dakwah pertama yang didatangi pelajar-pelajar dan mengirim muballigh lokal, di antaranya mengirim Maulana Malik Ibrahim ke Jawa. 

Kelima, melalui jalur kultural. Awal mulanya kegiatan islamisasi selalu menghadapi benturan denga tradisi Jawa yang banyak dipengaruhi Hindu-Budha. Setelah kerajaan Majapahit runtuh kemudian digantikan oleh kerajaan Islam. Di Jawa Islam menyesuaikan dengan budaya lokal sedang di Sumatera adat menyesuaikan dengan Islam.15 Islam terus berkembang dan menyebar dari masa ke masa hingga sekarang melalui tahapan-tahapan dan jasa para mubaligh. Meskipun demikian masih terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara ibadah disebabkan oleh faktor kultural. Maka apa yang harus dilakukan oleh para penerus bangsa Indonesia untuk dapat menyatukan pemahaman tentang Islam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun