"Cho"-nya mohon dilafalkan seperti "co-cok", ya... Echo, artinya dalam bahasa Jawa adalah "enak".
Pak Dani, founder Comro Echo sudah mulai berjualan comro sejak tahun 1997. Semula berjualan keliling, kini sudah menempati tempat yang permanen. Tak hanya comro, beliau juga berjualan gorengan lain, antara lain pisang goreng dan tahu isi.
Buat pembaca budiman arek Malang yang tidak familiar dengan comro, comro itu adalah jemblem, makanan yang berasal dari parutan singkong yang digoreng bulat-bulat. Bedanya, comro kemudian diisi oncom pedas.
Ngomong-ngomong soal pedas, comro produksi Pak Dani ini ada dua jenis. Yang bulat sempurna, pedasnya sedang. Yang lonjong, pedasnya nendang.
Comro sering dikonsumsi untuk sarapan, ditemani segelas kopi atau teh hangat. Karena itu, rata-rata penjual comro berjualan antara pukul 08.00 hingga pukul 10.00 saja.
Kalau saya sendiri, belum sarapan kalau belum makan nasi.
Puas menikmati comro sambil sedikit ber-huhhah kepedasan, kami bergeser ke Jalan Nursijan, mengunjungi MIE NURSIJAN.