Mohon tunggu...
Ardy Pratama
Ardy Pratama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya seorang pengamat, bukan seorang ahli... Yang menyampaikan opini dalam bentuk tulisan dari sudut pandang diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Semua Sudah Terlambat bagi Foke

17 Juli 2012   01:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:53 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar http://www.merdeka.com/jakarta/icw-foke-nara-paling-banyak-melakukan-politik-uang.html

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Sumber Gambar http://www.merdeka.com/jakarta/icw-foke-nara-paling-banyak-melakukan-politik-uang.html"][/caption] Semua sudah terlambat untuk Foke.. Pasca kekalahan pada putaran pertama Pilgub DKI Jakarta, wartawan memburu komentar dari Foke-Nara mengenai strategi yang akan digunakan pada putaran kedua nanti. Saat itu Foke belum banyak berkomentar. Namun beberapa hari kemudian Nara memberikan komentar untuk strategi putaran kedua nanti, pihaknya akan mengikuti cara yang dilakukan oleh pasangan Jokowi-Ahok. Apakah ini tanda bahwa kubu Foke-Nara sudah kehilangan akal untuk meraih simpati publik untuk unggul di putaran kedua nanti? Bagaimana tim sukses mereka? Seperti sudah mentok harus berbuat apa. Tahukah Anda sebuah gagasan yang baik biasanya selalu diikuti oleh gagasan-gagasan yang menyerupainya. Sebuah produk yang populer selalu diikuti dengan produk-produk yang nyaris mirip dengan produk populer tersebut. Ingat bagaimana gagasan seorang Steve Jobs dengan iPadnya? Lihat berapa banyak follower iPad di pasaran sekarang? Apakah kepopuleran iPad bisa ditandingi dan disamakan dengan para pengikut-pengikutnya? Mungkin ada yang menjawab bisa, tapi untuk menjadi SEPERTI iPad tidaklah mungkin. Setuju? Karena bagaimanapun sebuah ide tidak bisa diplagiat sama persis seperti ide aslinya. Ketika masa kampanye Anda bisa melihat bagaiman Jokowi mau turun ke lapangan bersama Ahok menyambangi warga-warga, mendengar keluhan-keluhan mereka, bersalaman dan bertatap muka langsung tanpa ada batasan dari pengawal. Dan hal ini bukan sesuatu yang baru bagi Jokowi-Ahok, karena beliau berdua sudah terkenal dengan masyarakat di daerah mereka masing-masing. Saat Foke mencoba melakukan hal yang sama, pemikiran orang menjadi berbeda. Foke mendatangi korban kecelakaan busway, datang ke Sekolah Dasar pada saat hari masuk pertama sekolah, sidak ke pasar. Warga DKI bertanya-tanya, "Selama 5 tahun ini Foke kemana saja? Apa turun hanya saat kampanye saja?". Sebuah pertanyaan lumrah yang selalu ditanyakan kepada setiap seorang pemimpin yang senang duduk di belakang meja. Semua sudah terlambat.. Semua sudah percuma.. Warga DKI tahu mana yang memang niat tulus ingin membantu, mana yang sekedar mencari simpati saja. Warga DKI pintar, cerdas, dan rasional. Tidak bisa lagi dipengaruhi dengan pencitraan-pencitraan semacam itu, sudah ketinggalan jaman menurut saya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dicintai oleh masyarakatnya, masyarakat akan merasa berat jika kehilangan sosok sepertinya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan solusi kepada masyarakat dengan pendekatan kemanusiaan, bukan dengan pentungan apalagi kekerasan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau dekat dengan masyarakat, tanpa dihalangi pengawalan, dan mendengarkan langsung keluhan masyarakat. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mengubah daerah yang dipimpinnya, karena nuraninya, bukan karena materinya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau memberantas korupsi bukan berkawan dengan korupsi. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menyejahterakan masyarakatnya bukan memperberat beban masyarakatnya. Dan Masyarakat yang cerdas adalah masyarakat yang ingin mengubah keadaannya, bukan hanya diam dan tutup mata dengan keadaan daerahnya. Bagi Anda warga DKI yang belum menentukan pilihan, saya yakin Anda semua orang-orang yang cerdas. Mampu melihat fakta, melihat kenyataan. Mau memilih pemimpin seperti apa? Ingin mengikuti pemimpin seperti apa? Tentukan sendiri pilihan Anda..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun