Mohon tunggu...
Ardy Mahdi Nugroho
Ardy Mahdi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada | Social Media Manager Sobat Kenyal | Awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM yang terus menulis dan bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Perjalanan 100 Tahun Sebuah Robot, Resensi Anime Vivy: Fluorite Eye's Song

23 November 2021   20:08 Diperbarui: 23 November 2021   20:21 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tayang setiap hari Sabtu dari tanggal 3 April 2021 hingga 19 Juni 2021, anime ini bercerita tentang perjalanan 100 tahun robot humanoid bernama DIVA untuk menyelamatkan umat manusia. Anime original ini memiliki 13 episode dengan durasi sekitar 23 menit setiap episodenya sudah termasuk lagu pembuka dan lagu penutupnya.

Berlatar di tahun 2161, sekilas memang anime ini terlihat seperti anime bergenre musik idol biasa. Di episode pertama anime ini memperlihatkan sebuah robot AI humanoid futuristik yang bernyanyi dengan ceria di panggung. Namun tiba-tiba penonton disuguhkan dengan berbagai scene berdarah-darah. Umat manusia di masa depan dibantai oleh robot humanoid AI. 

Musik yang mengiringi berbagai scene pembantaian itu memiliki vibes ceria, sangat berkontradiksi dengan penembakan, penabrakan, dan pembunuhan warga Nierland sehingga 5 menit pertama Vivy: Fluorite Eye's Song langsung menciptakan kesan happy dark. 

Di tengah pembantaian massal tersebut, seorang ilmuwan berhasil mengirimkan sebuah robot ke masa lalu, 100 tahun sebelum pembantaian massal itu terjadi. 

Bernama rencana Project Singularity, sang ilmuwan ingin mengubah masa lalu sehingga kemalangan yang terjadi pada umat manusia di masa depan tidak akan terjadi. Dari sini, latar waktu cerita mundur ke 100 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2061. 

Pada waktu itu, artificial intelligence sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia. Salah satunya DIVA, sebuah robot humanoid AI pertama yang diciptakan dengan misi untuk membuat semua orang bahagia dengan cara bernyanyi.

Hari-hari biasa DIVA tiba-tiba berubah ketika sebuah robot AI bernama Matsumoto datang dan mengklaim dirinya berasal dari masa depan. Matsumoto bersikeras bahwa hanya DIVA yang bisa menyelamatkan umat manusia dari kehancuran. Awalnya DIVA tidak percaya. 

Namun setelah menunjukkan berbagai gambar dan video keadaan di masa depan, DIVA sedikit demi sedikit mulai mempercayai perkataan Matsumoto. Matsumoto pun menjelaskan Project Singularity, sebuah rencana besar untuk mengubah kejadian-kejadian penting yang dianggap berperan krusial dalam kehancuran manusia. Dari sinilah perjalanan 100 tahun DIVA untuk mengubah masa depan manusia pun dimulai.

Vivy: Fluorite Eye's Song adalah sebuah cerita yang unik karena disajikan dari sudut pandang seorang robot AI yang tak mengenal konsep usia muda, dewasa, dan lansia seperti manusia. Ia berhasil memcampuradukkan elemen musik, action, dan sci-fi dalam sebuah plot yang mencampuradukkan emosi penontonnya. Sedih, senang, sakit, marah, dan bahagia mengiringi 100 tahun perjalanan DIVA mencegah kehancuran manusia. 

Penulis Tappei Nagatsuki yang terkenal atas karya brilian lainnya "Re:Zero" berhasil menyisipkan berbagai unsur plot twist yang tidak pernah gagal untuk membuat para penonton terkejut dan tertipu. Animasi yang jernih dan sedap dipandang mata merupakan keahlian dari Wit Studio sangat memuaskan mata penonton.

Meskipun secara umum perkembangan plot anime ini sangat tertata, penonton yang awam mengenai sains fiksi mungkin akan merasakan ada banyak hal-hal terlewatkan yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Hal ini disebabkan Pacing cerita cenderung cepat sehingga penonton harus menonton ulang anime ini untuk memahami alur cerita secara utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun