Mohon tunggu...
Ardy Mahdi Nugroho
Ardy Mahdi Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada | Social Media Manager Sobat Kenyal | Awardee Beasiswa Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM yang terus menulis dan bermimpi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Jangan Minder, Kita Semua Pasti Ahli dalam Sesuatu

2 November 2021   18:54 Diperbarui: 2 November 2021   19:29 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah Satu Tangkapan Layar dari Acara Indonesia Writers Festival 2021. Sumber: Dokumentasi Penulis.

Ada pula data survei yang menunjukkan bahwa 75% karyawan generasi Z merasa layak mendapatkan promosi setelah bekerja hanya selama setahun. Hal ini disebabkan karena generasi Z bekerja dengan teknologi sehingga hasil pekerjaan yang didapatkan pun jauh lebih efektif ketimbang generasi-generasi sebelumnya.

Tidak berhenti sampai situ, Koh Samu juga menjelaskan bahwa ke depan tren bekerja kantoran akan semakin berkurang. Semenjak pandemi memaksa perilaku orang berubah dalam hal bekerja, ke depan diprediksi orang-orang cenderung lebih suka bekerja di rumah ataupun satellite offices yang ada di dekat rumah. 

Sistem distributed work force ini membuat waktu bekerja karyawan semakin fleksibel. Seorang karyawan bisa bekerja di rumah saja tanpa menghabiskan waktu untuk menembus macetnya lalu lintas. Dengan demikian, pekerja bisa memanfaatkan waktu yang hilang akibat perjalanan menuju tempat kerja tersebut dengan hal lain seperti pengembangan diri dan kerja sampingan. Data-data ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi sangatlah mempengaruhi dinamika yang terjadi di dunia kerja.

Kemajuan teknologi sangatlah mempengaruhi dinamika yang terjadi di dunia kerja.

Mengapa Menulis (Masih) Penting

Setelah memaparkan berbagai fakta mengenai keadaan dunia kerja di era digital ini, Koh Samu kemudian memberikan sebuah pertanyaan retoris yang cukup menarik. Mengapa Menulis (Masih) Penting? Ada berbagai bentuk jawaban yang dipaparkan oleh pemuda kepala tiga ini di antaranya yakni dari sudut pandang orang yang terjun di dunia kepenulisan dan dari sudut pandang karyawan biasa. Bagi orang yang memang menggeluti dunia kepenulisan, menulis di era sekarang dapat dijadikan sebuah portofolio di LinkedIn. Kita dapat menciptakan personal brand sebagai content creator apabila memang ingin serius di dunia kepenulisan.

Namun lebih dari itu, terutama bagi orang yang memang menjadikan menulis hanya sebagai hobi, menulis dapat membentuk pemikiran terstruktur yang ada di diri kita sendiri. Dengan menulis, kita berlatih untuk membuat sebuah argumen yang runtut alih-alih berasumsi semata. Hal ini disebabkan apabila tulisan kita tidak berkualitas, maka warganet tidak akan tertarik untuk membaca tulisan kita.

Menulis juga dapat meningkatkan percaya diri seseorang karena dengan menulis, kita memiliki suatu tanggung jawab moral atas tulisan yang kita ciptakan. Sudah sepatutnya bagi seorang penulis untuk mencari tahu dan mengecek terlebih dahulu kebenaran dari poin-poin yang ia akan sampaikan di dalam tulisannya. Dengan demikian secara otomatis pengetahuan dari orang tersebut juga akan ikut bertambah.

"Apapun bisa dibuat konten."

Kutipan ini juga merupakan salah satu kata-kata mutiara yang disampaikan oleh Koh Samu di acara Indonesia Writers Festival. Koh Samu menekankan bahwa menulis di masa kini bukan berarti kita harus menjadikan tulisan kita sebuah buku tetapi bisa juga sekadar thread ataupun caption yang ada di media sosial seperti Instagram dan Twitter. 

Topik diskusi yang kita tulis juga bisa bermacam-macam tergantung dari keahlian yang kita miliki karena pada dasarnya we are all experts on something. Ketika kita terus melihat ke atas bahwa banyak orang yang jauh lebih ahli daripada kita di suatu bidang, kita juga tidak boleh lupa untuk melihat ke bawah bahwa masih banyak pula orang yang lebih tidak paham terkait suatu bidang ketimbang diri kita sendiri. Pola pikir ini akan menuntun kita untuk membuat suatu tulisan yang ditargetkan kepada audiens yang level pemahamannya berada di bawah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun