Mohon tunggu...
Ardy Milik
Ardy Milik Mohon Tunggu... Relawan - akrabi ruang dan waktu

KampungNTT (Komunitas Penulis Kompasiana Kupang-NTT)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Pemuda Keluar dari Desanya?

8 Februari 2020   14:17 Diperbarui: 8 Februari 2020   14:12 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Becermin dari fakta ini, sudah saatnya revolusi desa dimulai! Badan Pusat Statistik merilis bahwa jumlah desa tertinggal di NTT mencapai 1.094 desa (35,89 persen), sementara desa berkembang jumlahnya 1.945 desa (63,81 persen), dan desa mandiri hanya 9 desa (0,30 persen), (PODES BPS: 2018). Ketiadaan anggaran tidak dapat lagi menjadi dalih. Dana Desa sudah tersedia. Kini, itikad baik demi kebaikan bersama untuk membangun harapan bahwa desa masih merupakan rumah bagi warga negara harus dimulai sekarang juga.

Dengan kesadaran penuh bahwa kita masih tertinggal dan terbelakang, 3.048 desa dan 305 kelurahan di bumi Cendana (BPS, 2018) hendaknya memaksimalkan potensi pemudanya agar jargon NTT Bangkit NTT Sejahtera, tidak sebatas jargon kosong. Sementara, Badan Pusat Statistik mencatat bahwa terdapat 78 lembaga pendidikan Tinggi dan 15.101 orang lulusan dari Perguruan tinggi di Nusa Tenggara Timur per tahun 2018. Jumlah angkatan kerja yang memadai tersebut merupakan peluang dalam merevolusi desa bangkit dari ketertinggalan. Sekarang, pekerjaan rumahnya, adalah bagaimana desa memanfatkan potensi angkatan kerja produk perguruan tinggi ini untuk kembali ke desa, membangun rumah dan desanya.

*Tulisan ini pernah diterbitkan di Victory News, 8 Februari 2020. Dirilis di sini untuk tujuan pendidikan dengan perubahan seperlunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun