Marga terakhir Laikuni adalah pendatang dari Pulau Seram-Maluku Tenggara. Menyebar melalui proses kawin mengawin dengan penduduk asli. Orang Semau menggunakan Bahasa Helong. Frasa Helong datang dari Halung nama sebuah Pelabuhan di Ambon. (Paulus Adrianus K. L. Ratumakin, Pantoro Tri Kuswardono dkk: 2016)
Salah satu Pantai yang mempesona di Pulau Semau adalah Pantai Liman. Jarak ke Pantai Liman dari Pantai Onan Batu, sekitar 40 km. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan khas daerah topis kering: semak belukar meranggas dan pohon Lontar. Kondisi jalannya bercampur; sebagian kecil beraspal sebagian besarnya jalan bebatuan dan tanah.
Jangan kuatir! Tinggalkan segala dongeng tentang Pulau Semau yang angker. Anak anak usia sekolah akan menyapa dengan girang sambil melambaikan tangan. Orang dewasanya akan memberikanmu petunjuk arah asalkan sedia bertanya.
Memasuki Pantai Liman. Jalanan hampir separuh dipenuhi pasir. Berdebu. Licin. Butuh keseimbangan bila membawa kendaraan beroda dua. Beberapa rumah sudah bertembok dan beratapkan seng. Selebihnya kita akan disuguhi rumah nelayan yang seadanya. Beratapkan daun pohon gewang berdindingkan bebak dari dahan lontar. Meski demikian, senyuman dan sapaan riang penghuninya tetap sumringah.
Pantai Liman terletak di Desa Uitiutuan, Kecamatan Semau Selatan Kabupaten Kupang-NTT. Berlaksa pasir putih memanjakan mata. Deburan ombak keras seakan menantang nyali. Tak tampak sampah plastik di hamparan pantai-hanya potongan potongan ranting dan dahan kayu yang berjejeran sepanjang bibir pantai-kemudian kembali ditelan sapuan ombak. Ya! Ombak yang pecah di pantai selalu membawa pergi kepingan kotoran hingga kenangan haru biru.
Sesewaktu amuk badai samudra dapat membahayakan raga, namun sesekali lebih mampu teduhkan jiwa yang gundah atas hantu masa lalu. Cukup dengan masuk ke dalam teduhnya. Syaratnya, akrabilah alam!
Pantai Liman menjadi unik dengan adanya satu bukit di samping garis pantainya. Di atas bukit ini, kita bisa merasakan indahnya garis pantai Liman, dengan kombinasi pasir putih di antara jejeran pohon Lontar atau Silawan (Borassus Flabellifer), pohon Kasuari (Casuarinacae) dan Pohon Bakau. Pada kaki bukit terdapat sebuah pondok sederhana, tempat penduduk asli menjajakan jualannya bila hari libur dan ramai pengunjung. Tak jauh dari pondok, terletak sebuah WC berbayar, bagi pengunjung yang membutuhkan.
Pantai Liman akan ramai di hari hari libur. Kerasnya ombak tidak menyurutkan niat para pelancong untuk bertandang. Bila beruntung, datang pada saat laut tenang antara bulan Juni-Oktober pengunjung dapat menikmati air laut pantai Liman yang jernih lagi bersih.
Cahaya rembulan memantul di atas teduhnya laut, suara jangkrik sahut menyahut dengan hempasan ombak, kerlap kerlip bintang di angkasa, api unggun pengahangat badan adalah padanan sempurna harmoni alam bagi anak manusia yang menikmatinya. Itulah saat yang tepat. Mengelorakan masa depan membakar habis kusamnya masa lalu.
Masuk Lebih Dalam