MENDUNG
Aku sangat gegabah mencampurkan derita dan bahagia
Dalam gelas kaca kehidupan
Padahal keduanya bersitegang memisahkan diri
Walau, disatukan dengan keyakinan sebagai pelarutnya
Apakah mungkin mencipta terang ketika mendung menggempur hebat?
Matani, 2015
PENCARIAN
Waktu terlampau singkat untuk dikejar, pagi menyambut tak lagi berasa.Â
Tuntutan akal mengharuskan daya untuk terus mencari jawaban pasti.Â
Bertemankan terang melewati gelap dengan bergulat melawan ketidaktahuan.
Sukar ditolak kala keiginan untuk tahu mendidih dalam akal.
Langkah pencarian ditempeli percakapan bermutu.Â
Nalar pun bersorak ria bersua tambatan aksi.Â
Hingga fantasi bercabang terpotong oleh bilah tujuan akhir.Â
Daya yang membakar harap adalah cinta akan pengetahuan.Â
Cinta itu bagaikan pagi yang mengenyahkan malam dengan cahayanya.Â
Bahkan pekatnya gelap ketidaktahuan tak mampu membendung gelora asa keinginantahuan,Â
yang mengarak pada pengakuan bahwa tahu adalah kesadaran akan ketidaktahuan.
Kesunyian jadi energi yang memacu keigintahuan.
Dengan hening jiwa damai berlayar menuju tahu.Â
Saat sepi membentang horizon pencarian kian nyata, kian menampakan diri.
Unit Citra, Mei 2014
Â
MUNTAH
Langit memuntahkan  berlaksa cerita
Ada binar mimpi yang hampir redup
Saat rinai hujan merasuki gubuk hati yang gulana.
Tenang tidak berarti tanpa gejolak
Sebab engkau sendiri pernah berujar
"aku tak seperti yang kutampakan"
Mungkin ini, pertanda engkau hendak berkartarsis
Walau, hujan selalu mendepak engkau jauh dari mimpi.
Unit Citra, 2015
Â
Â
Â
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI