Sebelum menutup tahun penuh warna ini;Â
warna pedih yang tak kunjung tamatÂ
sebab terlampau pelik penghisapanÂ
teramat pahit penjajahan ini.
Warna bahagia hanya sebentar bertamu
lalu keluh kian rajin menghantui.
Hari-hari berlalu
dengan penguasa yang getol perkaya diriÂ
haus kuasa berebut kursi
tamak menjual setiap inci pesona alam,Â
sementara perempuan perempuan terus diperbudak
dikirim pulang dalam peti jenazah hampir setiap harinya
anak meratap kehilangan masa depanÂ
gagu akan lenyapnya kasih sayang
penguasa sibuk kampanye dulang suara
pemuka agama gagap sampaikan seruan kenabiannya
Sebelum terlampau tua untuk alai;Â
sebelum daya juang kita melebur!Â
Rapatkan tungku juangmu!
Pastikan baranya tak pernah padam!Â
Jaga apinya tetap nyala!
untuk semua yang kita perjuangkan,Â
pada semua harapan akan berlabuh.Â
Kuat dan tabah untuk CitaÂ
dengan giat men-CiptaÂ
dalam nafas Cinta.Â
Juang adalah bernapas.Â
Setiap udara yang dihirup
dihembuskan itulah juang.Â
Gelora untuk perjuangan
sesederhana sekecil apa pun,Â
adalah benih juangÂ
ialah tonggak perlawanan.Â
Selamat akhir tahun
Salam bahagia tahun baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H