Mohon tunggu...
Ardy Kalimantan
Ardy Kalimantan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka musik islami dan alatnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomenologi Pendekatan Nilai Sufistik dalam Berkeluarga dan Bertetangga

8 Januari 2024   11:27 Diperbarui: 8 Januari 2024   12:04 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pengamatan fenomenologi terhadap pendekatan nilai sufistik dalam berkeluarga dan bertetangga, kita dapat meresapi pengalaman dan makna-makna yang mendalam dalam hubungan ini:

Berkeluarga:

1. Mahabbah (Cinta Kasih): Membuka ruang untuk merasakan intensitas mahabbah, cinta kasih dalam keluarga sufistik. Setiap tindakan, kata, dan interaksi dilihat sebagai ekspresi cinta yang memancar dari nilai-nilai spiritual.

2. Dzikir (Mengingat Allah): Dalam fenomenologi ini, kita dapat memahami kesadaran konstan akan Allah (dzikir) dalam interaksi berkeluarga. Setiap momen bersama diisi dengan kehadiran Ilahi, menciptakan ikatan spiritual yang mendalam di antara anggota keluarga.

3. Tazkiyah al-Nafs (Pembersihan Jiwa): Pengalaman fenomenologi ini melibatkan perjalanan pribadi dan bersama dalam mencapai tazkiyah al-nafs. Keluarga sufistik menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual, di mana pembersihan jiwa menjadi tujuan bersama.

4. Penerimaan Keterbatasan: Membantu kita memahami penerimaan dan pengampunan terhadap keterbatasan manusia di dalam keluarga. Setiap anggota keluarga diterima sepenuhnya dengan kelemahan dan kelebihannya, menciptakan hubungan yang penuh dengan kesabaran.

Bertetangga:

1. Silahturahmi (Hubungan Baik): Memungkinkan kita merasakan hangatnya silahturahmi, hubungan baik dalam bertetangga. Setiap pertemuan diisi dengan nilai-nilai kesopanan, perhatian, dan sikap peduli sebagai ekspresi cinta kasih sesama muslim.

2. Tawakal (Percaya pada Takdir Tuhan): Pengalaman fenomenologi menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang tawakal dalam hubungan tetangga. Kepercayaan pada takdir Tuhan menciptakan suasana damai dan mendorong rasa saling menghormati di antara tetangga.

3. Kesadaran akan Kesejahteraan Bersama: Kita dapat memahami bagaimana nilai sufistik mengajarkan kesadaran akan kesejahteraan bersama. Bertetangga bukan hanya tanggung jawab praktis, tetapi juga panggilan spiritual untuk saling membantu dan mendukung.

4. Keadilan dalam Interaksi: Pengalaman fenomenologi melibatkan kesadaran tentang keadilan dalam interaksi tetangga. Nilai-nilai sufistik mengajarkan perlakuan adil, kerelaan memberi, dan sikap welas asih dalam mendukung kesejahteraan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun