Maaf ya kalimat-kalimat di atas templatenya sama semua. Tapi coba bayangin kayak gitu dah, pasti rasanya aneh? Apalagi digunakan untuk istilah penyakit atau gangguan yang umum di masyarakat (Seperti maag, diare, dsb)
Aku "di-Diare-kkaa.. Stop dah semakin aneh.
Tugas dokter itu mendiagnosa, agar memberikan pencegahan dan perawatan sebaik mungkin serta tepat sasaran. Penyakit tidak semakin parah dan perawatan agar pasien lekas membaik dan sembuh.
"Tapi pasti itu ujung-ujungnya duit, demi profit rumah sakit" Ujar diri imajiner yang suka suudzon ini.
Lah semuanya pasti emang ujung-ujungnya duit, apalagi kalau udah profesi. Tidak mungkin itu semua dilakukan karena itu hobi atau kesukaan mereka tanpa reward sama sekali.Â
"Tapi kenapa ada orang yang hanya gejala covid dimakamkan secara covid. Dan setelah selesai dimakamkan testnya hasilnya negatif, politik cuan ini!"
Menurutku itu bisa disebut mitigasi resiko kayaknya. Apalagi hasilnya belum diketahui dan belum keluar. Selain itu memang beberapa rumah sakit fasilitasnya tidak lengkap, sehingga butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengetahui hasilnya positif dan negatif. Tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas lengkap seperti CT-Scan.
Daripada menunggu hasil yang lama dan kasihan juga yang pihak keluarga harus menunggu dan tidak segera dilakukan pemakaman, lebih baik melakukan pemakaman secara covid-19 untuk meminimalisir resiko yang ada.
Karena gejala sebelum meninggal hampir sama seperti covid-19 meski belum tentu itu diagnosanya.
Mungkin karena ketika diperiksa belum mendapatkan data yang cukup, sehingga belum mendapatkan diagnosa sesuai dengan gejalanya, dan jarak waktu  ketika berada di faskes sampai pasien meninggal bisa dibilang singkat. Akhirnya dilakukanlah pemakaman secara covid-19.
Itulah mitigasi resiko. Meminimalisir resiko yang ada. Daripada ada kejadian yang tidak diinginkan.