Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Baca Buku Itu Susah dan Membosankan?

7 Desember 2020   11:19 Diperbarui: 11 Desember 2020   03:05 1234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca buku. Kegiatan yang tak jarang dilihat orang awam sebagai kegiatan yang.... membosankan.

Karena apa? Cuma duduk, diem, dan fokus berjam-jam membaca buku itu... membosankan (emang gak ada kata lain toh? Hmm). 

Selain membosankan, membaca buku juga sering lekat dengan anggapan, membuang-buang waktu.

"Ngapain baca buku? Kayak gak ada kerjaan aja."

Padahal bukan gak ada kerjaan, justru membaca buku adalah  me-time bagi mereka untuk meredakan stres akibat rutinitas sehari-hari. Lalu terkait 'membuang-buang waktu', mungkin lebih tepatnya "menghabiskan waktu".

Kalau menggunakan kalimat 'membuang-buang waktu', seakan membaca buku itu adalah kegiatan sia-sia. Nyatanya tidak, justru membaca buku itu kegiatan yang penting. Bahkan semua kegiatan dalam kehidupan ini penting dan berdampak pada diri kita, benar gak sih? (everything you do matters!)

Jadi tidak ada kegiatan yang sia-sia, semua berdampak pada diri manusia.

Namun, ada juga sebagian orang yang penasaran pada para pembaca buku. Mereka menganggap orang yang membaca buku itu keren dan pintar, dan mereka ingin mencoba baca buku tapi... mereka termasuk orang yang gak bisa fokus dan gak mau yang susah bacanya.

"Pengen deh baca buku terus bisa paham banyak hal, tapi bagaimana memulainyaaaa?"

Ya wajar kalau pemula, kadang mereka coba untuk beli buku, baca beberapa halaman, excited, tapi lama kelamaan sumpek, lalu menutup bukunya. Dan tidak pernah dibuka lagi, kasihan.... bukunya. Lebih mirisnya beli buku, hanya untuk difoto, dipajang di media sosial, huft. Kasihan... bukunya.

Ini juga pernah kejadian pada diriku. Karena aku lebih suka baca komik Detektif Conan daripada baca buku tebal seperti novel bahkan tidak ada keinginan untuk baca yang tebal-tebal, tapi suatu saat pernah disinggung (tersinggung) sama (karena) teman-teman

"Umur segini masih baca komik ajaaaa, gak dewasa-dewasa"

Karena sebal, aku coba beli deh buku Sherlock Holmes (Detektif Conan dan Sherlock Holmes, misteri detektif = misteri detektif, angkuttt!!) dan itu keputusan yang...  salah. 

Aku gak paham dengan buku yang isinya penuh dengan teks. Dan akhirnya aku gak pernah baca dan menyelesaikan buku itu.

Tapi sekarang berbeda, aku sudah mulai terbiasa dengan membaca buku yang penuh teks, dan kali ini aku coba membagikannya. Bagaimana cara membangun kebiasaan membaca buku?

1. Gambar, Audio atau Teks? Kenali Dirimu Terlebih Dahulu

Untuk orang yang terbiasa dengan teks, atau mudah memahami hal deskriptif dengan teks saja, Membaca buku mungkin bukan menjadi persoalan yang besar bagi mereka. Namun bagaimana dengan orang yang tipenya visual ataupu audio-visual seperti gambar dan video?

Mereka akan kesulitan untuk memahami suatu materi yang hanya berupa teks. Maka dari itu, wajar orang seperti ini lebih tertarik memperhatikan presentasi, mendengarkan podcast, dan menonton video daripada memahami teks.

Selain faktor tipe penerima informasi, faktor kebiasaan juga berpengaruh. Dalam hal ini, seperti yang aku jelasin di  atas, pada awalnya aku seorang pembaca komik. Seringkali pembaca komik kesusahan untuk mengawali membaca buku penuh teks yang tebal.

Karena hanya terbiasa mendapati  gambar dengan percakapan di komik, ketika mencoba membaca novel, aku berusaha mengandai-mengandai dan mengabstrakan sendiri kejadian yang hanya dipaparkan lewat teks... saja.

Alias, pikiranku bekerja dua sampai tiga kali lipat. Membaca teks, mengimajinasikan (membuat gambaran fenomena atau kejadian di pikiran), mengabstrasikan, dan memahaminya. Itu pun perlu berkali-kali membaca dan mengandaikan agar benar-benar paham. Dan itu melelahkan.

Jadi saranku adalah agar tidak kesulitan seperti ini, jika kamu merasa dirimu lebih mudah memahami teks dengan gambar (seperti komik) ataupun berupa video, kamu bisa mencoba untuk membaca buku yang sudah diadaptasi menjadi film atau series (dan sudah ditonton juga).

Ini akan memudahkanmu, karena kamu sudah punya gambaran, terkait tokoh, karakter, tindakannya suaranya, setiap kejadian yang ada. Jadi coba baca buku yang sudah diadaptasi jadi film atau series. Awal yang bagus untuk membangun kebiasaan membaca!

2. Hal Apa yang Kamu Minati

Ketika sudah mulai suka membaca, pilihlah buku bacaan yang kamu minati. Entah itu non fiksi atau fiksi. Sesuai dengan keinginan saja. Terkadang ketika memilih bacaan kamu juga perlu membacanya sekilas agar buku pilihanmu sesuai dengan ekspetasimu. Bisa mampir ke toko buku atau cek di goodreads.

Kenapa harus sesuai dengan yang kamu minati? Ya agar kebiasaan membaca buku ini tetap dilakukan.

"Kalau minatnya berubah-ubah?"

Sesuaikan dengan perasaan dan kebutuhanmu saat itu, kamu ingin membaca buku yang seperti apa? self improvement, politik, psikologi, atau fiksi thriller, romance? Semua dikembalikan kepada perasaan dan kebutuhan masing-masing. Membaca buku itu sukarela bukan paksaan.

3. Baca buku sebelum tidur minimal 1 paragraf - 1 halaman

Kalau sulit menemukan waktu untuk membaca buku, bacalah buku sebelum tidur. Apalagi tidak kunjung mengantuk, buku adalah teman yang sesuai untuk mengantarmu tidur daripada serial Netflix maupun konten Youtube (yang seringkali malah membuat diri ini terjaga dan gak tidur-tidur!)

Minimal satu paragraf sampai satu halaman saja. Itu sudah cukup mengamankan kebiasaan membaca buku.

Dan batasnya untuk selesai membaca buku saat malam hari adalah.... rasa kantuk. Lalu kalau rasa kantuk tak kunjung datang? Selamat! Anda kecanduan buku (bukan kecanduan netflix). Setidaknya buku pasti bikin ngantuk, Netflix bikin... lanjut terusss.

4. Buat rangkuman singkat

"Apa yang kamu dapatkan dari buku ini?"
"Eh, anu, eh... udah lupa, hehehe"

Pentingnya mencatat saat atau setelah membaca buku adalah untuk mempermudah kita dalam mengingat (meski tidak semua, dan itu pentingnya mencatat!) dan memahami isi buku . Buku ini secara garis besar menceritakan tentang apa? Apa hal penting yang kamu dapatkan dari buku yang kamu baca?

Kamu bisa bikin rangkuman singkat untuk setiap bab, atau langsung secara keseluruhan (jika ingatanmu kuat tanpa mencatat!). Tulis poin penting yang ingin disampaikan dalam buku ini, agar kamu tahu "oh buku ini mengajarkan ini kepada diriku, waw sungguh bermanfaat!"

Jika kamu membuat kesimpulan atau rangkuman singkat untuk setiap buku yang sudah kamu baca, niscaya membaca buku bukanlah suatu hal yang sia-sia, malah menjadi kegiatan berdampak baik bagi dirimu. Istilahnya produktif gitu.

Selain itu, catatanmu untuk setiap buku, bisa juga digunakan sebagai bahan pembicaraan. Tidak hanya pembicaraan, bahkan untuk membuat konten! semakin banyak informasi semakin banyak bahan yang bisa diolah untuk mengkreasikan suatu hal yang baru. Produktif syekali kan!

Dengan begini kamu akan mendapatkan banyak manfaat dari membaca buku, dan tidak ingin meninggalkan kebiasaan ini. Karena kamu sudah menerima dampak positif dan menganggapnya sebagai kegiatan yang penting di hidupmu (everything you do matters! Benar kan!?)

***

Membaca buku memiliki dampak baik. Bagi orang yang tidak suka membaca buku, kegiatan ini adalah kegiatan yang tidak berguna. Sama seperti menulis, tapi bagi orang yang tidak suka menulis itu cuma buang-buang waktu.

Pekerja kantoran juga seperti itu, tapi bagi orang yang tidak suka bekerja kantoran, para pekerja hanyalah budak korporat. Tidak ada nilainya. Semua kegiatan dan pekerjaan ada yang disukai dan ada yang tidak disukai oleh berbagai pihak. Mereka bilang ini bernilai, itu percuma.

Tapi semua kegiatan yang kamu lakukan itu penting dan pasti memiliki dampak pada diri sendiri. Hanya, kamu mau percaya itu atau tidak? Lebih dalam lagi, kamu melakukannya atau tidak?

Apakah kamu punya kegiatan? Jika tidak, cobalah membaca buku. Sungguh penutup yang.... tidak ingin kulanjutkan lagi,

Udah... kehabisan kata-kata. Huft.

"MAKANYA BACA BUKU!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun