Bisakah kalian diam sebentar?
Bukannya masalah ini tidak akan merambat kemana-mana jika tidak membicarakan hal yang tidak perlu? Sampai-sampai mengaitkan sesuatu yang jauh dari realita.Â
Caramu menyampaikan dengan menambahkan bumbu emosi di setiap kata-katamu, membuat semua kejadian yang sebenarnya biasa saja (kalau dipikir dengan kepala dingin) malah menjadi lebih parah!Â
Aku sekilas melihat grup Whatsapp, semuanya penuh dengan petuah agama, karma, etika balas budi sampai musibah yang akan terjadi ketika seseorang berbuat 'dosa'.Â
Seakan-akan mereka menjustifikasi apapun dengan hal itu, pendapat mereka pasti valid dan benar. Oh Tuhan, mereka hanya tidak tahu yang sebenarnya!Â
Mereka hanya berasumsi dan berprasangka. Menyebarkan aib saudaranya lalu menggunakan pengetahuan 'religiusnya' untuk membenarkan tindakan yang mereka lakukan.
Apapun yang kita ingin sampaikan rasanya percuma saja, karena mereka hanya ingin mendengar apa yang ingin ia dengar. Mendengar apa yang sudah ia yakini sebelumnya. Bukan berusaha saling memahami.
"Habis ini kena musibah kau, tunggu saja, Tuhan akan mengirimkan musibah untukmu! "
Lucunya. Mereka menyebarkan aib, mereka bilang kalau kita akan terkena musibah. Seakan-akan kau sudah menjadi tangan kanan Tuhan, sampai kau dengan 'sadar' berucap seperti itu !Â
Ya, ya, ya, aku tahu kau sudah banyak mendapatkan ilmu agama, meski dari 'kursus online' itu saja, tapi apakah kau berhak seperti itu kepada saudaramu sendiri?Â
Tanpa kau bilang seperti itu hidup kita sudah mengalami musibah sejak awal, tak perlu kau mengatakan 'Tuhan akan mengirimkan musibah untukmu!'. Payah.Â
Ini kesalahan kita. Tuhan tidak memberikan musibah. Karena sejak awal kita sudah hidup di 'neraka'. Semuanya penuh dengan penderitaan. Kacau!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H