Mendapatkan informasi yang dijadikan bahan pembicaraan, menyalurkan emosi, mengisi kekosongan hati, hiburan di kala beratnya rutinitas pekerjaan.Â
Baca juga: Obsesi Penggemar yang Bikin Idolanya Ambyar
Perilaku parasosial yang intens ini yang menurut saya bisa mengantarkan kepada pemujaan selebriti. Individu bakal suka dan memperhatikan selebriti idolanya darimana kalau bukan dari media, terutama media sosial?Â
Meski konsep pemujaan selebriti ini masih belum sempurna, tetapi hasil penelitian konsep pemujaan selebriti ini dengan gangguan kesehatan mental, memberikan beberapa sumbangsih terhadap gambaran perilaku penggemar dan dampak yang dialami, meski tidak sepenuhnya akurat.Â
Ciri-ciri dari para pemuja selebriti (celebrity worshipers) dan para penggemar (fans) ini juga menarik, ditambah dengan pernyataan diatas bahwa aktivitas pemujaan selebriti sebagai bentuk hubungan parasosial yang abnormal.Â
Artinya ketika kita coba menyamakan para pemuja selebriti dengan penggemar, aktivitas menggemari dalam hal apapun bisa saja dinilai tidak normal dan aneh, sama halnya dengan aktivitas memuja yang dianggap abnormal bukan?Â
Masalah yang rumit berkaitan dengan istilah ataupun konsep, asal-asul, pengertian dan semacamnya dari parasosial dan pemujaan selebriti ini membuat saya teringat dengan kata-kata Martin Heidegger terkait bahasa sangking membingungkannya,Â
"Manusia bertindak seolah dirinya adalah pembentuk dan penguasa bahasa. Padahal sebaliknya: bahasa menguasai manusia."
Quote nya sesuai? Kalau gak, ya gapapa.Â
Menurut saya penjelasan yang sudah ditulis memang banyak kurangnya, saya hanya resah terhadap kebingungan ini. Untuk yang mau tahu lengkapnya tentang bagus dan kurangnya pemujaan selebriti (celebrity worship), bisa download tulisannya Samantha K. Brooks disini.Â