Mungkin bagi orang awam yang sering menonton channel Deddy Corbuzier dan bukan penggemar Stand Up Comedy, pasti heran dan asing dengan nama Rigen Rakelna.
"Ini orang siapa sih, sering muncul? Marah-marah terus juga."
Rigen adalah juara Stand Up Comedy Season 5. Akhir-akhir ini ia sering tampil bersama Deddy Corbuzier di acara Hitam Putih dan Podcast #CloseTheDoor. Persona yang emosian dan suka bentak-bentak ini menjadi ciri khas dari Rigen di setiap penampilannya.
Tapi ada yang suka dan tidak suka dengan karakter dari Rigen. Wajarlah kalau memang seperti itu, komedi adalah selera dan preferensi. Namun dengan sifat dan karakter tersebut, persona Rigen yang suka "Marah-Marah" malah semakin kuat dan solid di mata para penggemar dan juga penonton, dan sering dinantikan setiap ia muncul dalam sebuah acara.
"Wah mau marah nih. Ayo marah lagi bang. "
Label suka "Marah-Marah" yang sudah menempel dalam persona Rigen sebagai seorang komedian dan TV personality, menjadi hal yang menarik bagi penonton. Entah kenapa orang yang suka marah-marah bisa menjadi tontonan yang lucu bagi sebagian orang.
Meski begitu, kira-kira apa saja ya yang membentuk persona "Marah-Marah" Rigen ini semakin kuat dan menjadi ciri khasnya di mata penonton dan penggemarnya?
Sifat yang Mudah Tersulut Emosi dan Intonasi yang Terkesan Membentak
"Marah-marahnya gue setelah gue coba telusuri, bukan marah-marah. Tapi ngomong agak ngegas doang." Pada Stand Up Comedy Komedi Klasik, Khong Guan Biscuits Indonesia
Nada bicara Rigen yang terkesan membentak memang menjadi perhatian para penonton. Penonton akan merasa apapun respon Rigen terhadap suatu hal, jika nada atau intonasinya agak tinggi, sudah terkesan marah.
Apalagi jika Rigen berhadapan dengan situasi yang tidak sesuai dengan ekspetasinya. Hal ini membuat Rigen kesal dan cenderung emosi. Dengan gaya bicara yang agak "ngegas" orang disekitarnya akan menganggap Rigen sedang marah-marah.
Kesal sedikit yang dianggap marah-marah serta intonasi dan nada bicara yang terkesan "ngegas" menjadi bahan atau kesempatan bagi orang-orang disekitarnya. Kesempatan untuk membuat Rigen kesal dan marah.
Dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana dan menunggu respon dari Rigen untuk menyikapi serta menjawab dengan emosi, telah menjadi konten dan penampilan yang sering ditunjukkan di media.
Namun seringkali Rigen memang terjebak oleh ucapannya sendiri. Atau bisa juga memang dijebak oleh lawan bicaranya. Hal ini menjadi salah satu ciri khas dari Rigen, sehingga persona "Marah-Marah" menempel pada dirinya.
"Terjebak" dengan Ucapannya Sendiri
"Maksud gue bukan itu!" Kalimat semacam itu yang sering di ucapkan Rigen di Podcast Deddy Corbuzier, #CloseTheDoor
Sejak permasalahan "beli kursi" saat Tour Stand Up Comedy di Eropa bersama Pandji Pragiwaksono. Persona "Marah-Marah" Rigen sudah mulai terbentuk.
Padahal hanya pertanyaan sederhana terkait "Kenapa gak beli kursi disini?" sudah bisa memancing emosi dan nada tinggi si Rigen. Dengan ekspresi muka yang terlihat "kesal" dan "ngambek" sudah bikin ketawa orang-orang disekitarnya.
Ditambah lagi ketika Rigen terjebak dengan jawabannya sendiri akibat sering disudutkan oleh lawan bicaranya. Sehingga berulang kali Rigen harus menjelaskan secara jelas dan spesifik terkait ucapannya.
Saat melakukan dialog, lawan bicara harus terus mencari celah dari kata-kata yang diucapkan sampai Rigen merasa tersudutkan dan emosinya meledak.
Hal ini sering dilakukan oleh Rispo (salah satu Stand Up Comedian) pada acara Kolong Meja di channel Youtube Majelis Lucu. Apalagi Rispo yang sering mengatakan hal-hal di luar "akal sehat dan nalar" yang membuat Rigen mudah terpancing emosinya.
Selain itu, saat berada di acara Hitam Putih dan terutama di acara Podcast #CloseTheDoor dengan Deddy Corbuzier, Rigen selalu terlihat selalu salah dan disudutkan.
Bukan karena pertanyaannya yang terlalu aneh dan rumit (meskipun terkadang seperti itu, hehe). Tapi karena penjelasan Rigen tentang jawabannya sendiri. Dengan kemampuan mencari celah yang jeli dari Deddy Corbuzier, Rigen seakan-akan terjebak oleh ucapannya sendiri. Hal ini yang membuat Rigen merasa disudutkan sehingga ia naik darah dan selalu marah.
Dalam Sketsa Komedi Harus Ada "Korban"
Saya lupa siapa yang mengatakan hal tersebut. Bahwa dalam komedi memang harus ada yang menjadi "korban". Dengan adanya " korban" pemirsa akan mudah terpancing tawanya.
Misalnya seperti duo Vincent dan Desta. Desta yang sifatnya mudah sekali emosi  menjadi hal yang selalu dimanfaatkan Vincent dalam situasi tertentu. Contohnya saat dalam kuis tebak-tebakan di "Tonight Show".
Selain itu Haji Bolot yang pendengarannya tersumbat menjadi tokoh utama yang membuat orang sekitarnya kesal, seperti di acara "Ini Talkshow".
Duo Andre dan Sule yang sering bergantian merasa tidak kuat dan geleng-geleng kepala, menyikapi tingkah laku dari Haji Bolot. Andre dan Sule yang terus menjadi korbannya. Respon dari Andre dan Sule inilah yang mengundang tawa dari penonton.
Kalau di Anime mungkin yang paling pas menjadi acuan adalah Anime yang berjudul "Gintama". Dimana karakter Gintoki dan Kagura yang bodoh serta konyol membuat Shinpachi sering jengkel dan marah. Korbannya? Adalah Shinpachi yang tidak sabar dalam melihat tingkah laku Gintoki dan Kagura yang seenaknya sendiri.
Jika dalam variety show Korea, "Running Man" adalah contoh yang sesuai. Peran Yoo Jae Suk, Kim Jong Kook dan yang lainnya sering membuat Lee Kwang Soo naik darah, menjadi hal yang menarik perhatian penonton.
Penonton akan menunggu aksi dimana Lee Kwang Soo marah. Lee Kwang Soo lah yang sering menjadi "korban" di Running Man. Meskipun tidak melepas kemungkinan member yang lain yang menjadi "korban".
Intinya adalah jika tidak ada tokoh atau karakter yang menjadi "korban", Komedi akan kehilangan salah satu aspek untuk mendapatkan tawa yang besar dari penonton.
Cerita ataupun acara harus bisa membuat situasi dan kondisi yang menjadikan salah tokoh berperan sebagai "korban". Tidak hanya menggunakan tindakan konyol ataupun dialog semata untuk memecah ekspetasi dan tawa penonton.
Sama halnya dengan Rigen Rakelna, yang selalu menjadi "korban". Penonton sudah mengharapkan jika Rigen akan marah dalam menyikapi ataupun merespon pertanyaan dan pernyataan lawan bicaranya. Sehingga persona "Marah-Marah" menjadi ciri khas dari  Rigen Rakelna dalam perjalanannya sebagai komedian sampai sejauh ini.
****
Persona Rigen Rakelna yang selalu "Marah-Marah" selain berasal dari sifat yang mudah emosi, suara yang terkesan membentak, dan sering terjebak dengan ucapannya sendiri tidak terlepas dari pihak-pihak lain yang membuat persona tersebut semakin solid.
Seperti Pandji Pragiwaksono, Rispo, Deddy Corbuzier dan rekan kerja lain maupun teman nongkrongnya. Hal ini yang membuat persona "Marah-Marah" Rigen Rakelna semakin kuat dan selalu dijadikan konten terutama di Youtube.
Tapi yang namanya persona yang memberi pesona dan sudah menjadi ciri khasnya, bisa saja penonton ataupun pemirsa lama kelamaan akan bosan.
Semoga Rigen Rakelna bisa menemukan hal unik lain yang bisa mendampingi persona "Marah-Marahnya" sehingga tidak selalu naik darah kalau lagi tampil, karena kalau keterusan dan menjadi kebiasaan itu akan bahaya bagi kesehatannya, ya kan?
Kritik dan Saran Terbuka untuk Tulisan Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H