Penyebaran Virus corona, Covid-19 di seluruh penjuru dunia memberikan dampak di berbagai aspek. Dari ekonomi, pendidikan, pariwisata sampai aktivitas sehari-hari manusia terkena imbasnya.
Adanya social distancing yang digaungkan sampai adanya berbagai macam salam seperti salam "siku" dan "namaste" merupakan bentuk dari antisipasi atas kekhawatiran manusia terhadap penyebaran virus ini.
Meski begitu mungkin ada yang sangat was-was akan tertular dengan virus ini. Apalagi pemerintah juga menggalakan "aktivitas di rumah". Padahal tidak semua pekerjaan di dunia ini bisa dikerjakan dari rumah.
Pantas saja abang-abang Gojek, pedagang pasar, kuli bangunan, buruh pabrik dsb merasa "working from home" atau #dirumahaja sebagai diskriminasi halus dari pemerintah dan sebagian masyarakat yang mungkin hanya memperhatikan orang-orang kantor berdasi yang rutinitas pekerjaannya di depan layar komputer.
Apalagi terkait shalat berjamaah, adanya polemik untuk melarang shalat jamaah sampai memberikan shaf yang renggang untuk antisipasi tersebar virus corona ini membuat banyak orang cemas.
Ada yang masih takabur, jika virus ini dari Tuhan dan semua pasti baik-baik saja meski dalam kerumunan karena berada dalam lindungan Tuhan. Sikap yang terlalu "santuy" ini yang bikin manusia Indonesia "geleng-geleng" terus melihat berita yang ada.
Salah satu berita di Jawa Timur, shalat berjamaah masih tetap dilakukan, selama mal dan tempat wisata dibuka. Saya mengerti, tapi kenapa membandingkannya dengan mal dan tempat wisata? Di sana social distancing masih bisa dilakukan. Tetapi shalat berjamaah? Ah, sudahlah saya bukan ahlinya.
Maraknya berita-berita terkait corona (Covid-19) ini membuat masyarakat dipusingkan oleh berbagai kemungkinan yang mengakibatkan mereka cemas berlebihan dan tak berdasar. Sehingga menjadi overthinking dalam menyikapi masalah ini.
Bodoh amat dengan konspirasi dari penyebaran virus ini. Dampak penyebarannya saja, sudah menyerang mental di masyarakat. Yang akhirnya membuat kita khawatir berlebihan.
Meskipun wajar saja kita cemas, dibutuhkannya pengendalian diri dalam menyikapi pandemi ini menjadi hal yang utama.
Stoisisme, merupakan aliran filsafat yang mengajarkan pengendalian diri agar kita hidup selaras dengan alam. Konsep sederhananya adalah manusia tidak bisa mengubah hal-hal yang terjadi di sekitarnya (faktor eksternal). Manusia hanya bisa mengendalikan pikiran dan tindakan saja.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!