Menarique, banyak sekali yang penasaran pastinya, ketika ada mahasiswa psikologi lagi ngumpul dengan teman-teman lain ataupun lagi kumpul dengan sanak saudara dan keluarga,
"Eh, Bacain Kepribadian ku dong? Kepribadianku gimana kalau kamu lihat?"
"Anak saya kira-kira minatnya apa ya mas/mbak?"
"Kan kamu masuk psikologi."
Dan pertanyaan semacamnya. Huft bikin sebel kan!, padahal jawabnya gabisa mentah-mentah itu, butuh data yang banyak. Ya, meskipun di sini terlihat banyak orang yang tertarik dengan dunia psikologi sih.Â
Tapi ketika melihat perkembangan media sekarang, menurutku orang-orang sekarang semua bisa belajar psikologi tanpa harus masuk jurusan psikologi lho! Emang bisa?
Banyak Buku Psikologi Populer
Banyak banget buku psikologi populer, yang "mungkin" bisa menjadi pengantar anda untuk lebih tertarik membaca buku psikologi yang lain. Misal buku psikologi yang bertemakan "membaca kepribadian" mulai dari bahasa tubuh, golongan darah, zodiak dan semacamnya.
Apalagi buku yang bertemakan self improvement atau gaya hidup, yang biasanya nyantumin beberapa teori psikologi. Coba cari aja di toko buku terdekat, terutama Gramedia, pasti ada rak khusus buku psikologi!
Media Informasi Semakin Maju
Namanya era media sosial, pasti informasi-informasi kesehatan mental juga berusaha masuk ke ranah itu juga. Apalagi penggunanya kebanyakan millenial pastinya memiliki akun medsos terutama Instagram. Sudah cukup banyak akun Instagram yang memberikan informasi-informasi tentang kesehatan mental.
Contohnya ada akun Pijar Psikologi , yang menawarkan artikel-artikel psikologi yang ringan untuk dibaca (bisa cek websitenya).Â
Selain itu juga ada beberapa hasil konsultasi dengan klien (sudah dijaga kerahasiaan identitasnya) yang dibagikan, guna memberikan wawasan dan ilmu yang berguna pada pembaca jika memiliki permasalahan yang sama.
Selain itu ada juga akun Riliv, yang biasanya memberikan pengertian dari istilah psikologi dan juga tips-tips hidup yang berguna jika dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Riliv juga mempunyai aplikasi di Google Playstore, yang fitur utamanya untuk meditasi ataupun cerita "penghantar" tidur dan konseling psikolog online.Â
Ada juga website seperti Psychology Today yang bisa dibaca saat senggang dan lagi penasaran dengan kasus atau permasalahan yang di bahas dari sisi psikologi. Keren kan!? Atau temen-temen masih ada referensi lain?
Belajar Psikologi lewat Youtube? Bisa Juga!
Siapa di sini pengguna setia Youtube!? Benar adanya jika memang Youtube itu lebih dari TV (Boom)! Di sini saya akan membagikan beberapa channel Youtube rekomendasi saya dalam mempelajari ilmu-ilmu psikologi.
Pertama, CrashCourse (Playlistnya Psychology) ini menjelaskan sejarah perkembangan ilmu psikologi sampai inti dari berbagai mazab psikologi dan latarbelakang di balik teori psikologi yang dibuat.Â
Kedua yakni Psych2Go, video animasi ringan yang menjelaskan berbagai ilmu-ilmu psikologi, teori kepribadian dan juga gangguan mental
Ketiga, yakni Kati Morton. Beliau adalah terapis psikologi berlisensi yang membahas gejala gangguan mental dan juga tips dalam menangani suatu permasalahan hidup ataupun penanganan gangguan mental baik individu ataupun dalam suatu hubungan.
Yang terakhir mungkin Jordan B Peterson. Profesor Psikologi di Universitas Toronto ini sering merekam dan membagikan materi kuliah psikologi di kelasnya melalui channel Youtubenya.Â
Beliau juga penggemar berat dari Carl Gustav Jung, Amazing gak tuh? (Penggemar BTS auto subscribe hehe). Mungkin teman-teman ada channel psikologi lainnya? Bisa share di sini ya!
Bingung dengan Istilah Psikologi? Cek aja di Kamus American Psychological Association!
Nah yang bingung dengan istilah-istilah psikologi yang mungkin anda baru dengar kayak schizoprenia, atau schizoid, anti social personality disorder dan lain sebagainya bisa aja cek Dictionary American Psychological Association (cek websitenya).
APA Dictionary of Psychology adalah referensi terpercaya dalam bidang psikologi. Di dalam kamus tersebut terdapat lebih dari 25 ribu istilah resmi dari 90 subbidang di keilmuan psikologi.Â
Mantap jiwa kan? Jadi kalau penasaran dengan istilah psikologi yang aneh, selain cek di google anda bisa cek di website ini yang pastinya 100 persen terpercaya!
Majunya Literasi Kesehatan Mental itu Diikuti dengan Perkembangan Media Informasi Kesehatan Mental
Dengan banyaknya media tersebut sebagai "jembatan" untuk mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan kesehatan mental, rasanya semakin meningkatnya juga kesadaran masyarakat akan kesehatan mental. Namun juga perlu dilihat lagi bahwa masih ada beberapa faktor yang menjadi penghambat.
Salah satunya adalah rendahnya literasi di Indonesia. Ketika media informasi berupa teks seperti berita ataupun artikel kesehatan mental belum bisa menggapai golongan yang awam akan istilah maupun psikologis ataupun kesehatan mental, membuat hal ini menjadi percuma.Â
Karena yang membaca adalah individu yang interest saja dengan kesehatan mental, bukan yang golongan bodoh amat.
Namun dengan adanya media informasi berupa audio-visual, seperti beberapa channel psikologi dari Youtube. Mungkin bisa membantu mengarahkan orang-orang awam yang lebih bertipe audio-visual ini untuk bisa melihat seenggaknya sekilas saja.Â
Bisa saja mereka melihat dari video rekomendasi di Youtube dan mulai tertarik dengan isu kesehatan mental, serta menjadi penggiat penting kesehatan mental dalam kehidupan bermasyarakat.Â
Ya semoga saja. Karena perjalanan para pekerja kesehatan mental masih panjang untuk membuat masyarakat memahami akan pentingnya kesehatan mental.
Tambahan, Jangan Masuk Jurusan Psikologi karena Cuma Ingin Tahu Saja!
"Wah kok akhir artikelnya gini?"
"Apa saya gak boleh masuk psikologi gitu!? apa maksud anda!?"
Bentar dong saya jelasin dulu. Menurut saya kalau anda masuk psikologi hanya ingin tahu dan memahami saja. Bisa jadi seperti sia-sia. Anda hanya ingin memenuhi rasa penasaran saja dan itu bisa saja berdampak ketika rasa penasaran tersebut sudah terpenuhi. Lalu anda akan merasa bosan karena merasa sudah mengerti dan mungkin tidak mau mendalami lagi.
"Tapi ilmu psikologi, ilmu tentang kehidupan manusia yang bisa diterapin dimana aja kan!?"
Wah anda interuptif sekali ya. Ini sudut pandang saya saja. Kalau anda ingin niat masuk jurusan psikologi. Anda juga harus niatkan untuk memberi kontribusi terhadap kesehatan mental di lingkungan sekitar.Â
Anda harus siap menjadi penolong dan pendamping bagi orang yang terkena stigma negatif gangguan mental dari masyarakat awam. dan Anda harus mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya dari jurusan psikologi.
Anda mungkin harus siap menjadi peneliti yang dapat memberikan harapan bagi permasalahan psikologi yang terjadi di lingkungan sekitar. Dan yang terpenting yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. Bukan main-main lho ini.
"Saya masuk psikologi, karena sering jadi temen curhat mas kalau misal temen ada masalah pas SMA."
Wadadidaw, udah kalau cuma penasaran dan jadi temen curhat, itu makanan lama sepertinya. Menurutku anda juga bisa tetap menjadi teman curhat meskipun masuk jurusan lain yang anda inginkan dan anda memiliki kemampuan disitu.Â
Saya cuma ingin menekankan, jika belajar psikologi itu bukan main-main. Iya menyenangkan dan belajar hal baru, tapi jangan lupa tanggung jawab dan kontribusimu untuk kesehatan mental masyarakat luas.
Ya, meskipun masuk psikologi juga terkadang seperti berobat jalan bagi yang sudah terlanjur masuk. Maunya jadi peneliti, ilmuwan atau psikolog, eh malah jadi kayak pasien ketika udah masuk jurusan psikologi. Gundah gulana dan galau karena kehidupan, campur aduk ya (sebenere nulis apasih ini aku?).
Akhir kata, semoga tulisan ini sedikit banyak bermanfaat. Tulisan ini penuh kekurangan jadi ketika ada tambahan dari rekan-rekan, saya sangat berterimakasih
Kritik dan Saran Terbuka untuk Tulisan Ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H