Â
Namaku Boby Setiawan biasa di panggil boby .Aku anak Pertama dari empat bersaudara. Kakakku bernama yanti,adikku yang pertama bernama aldi,dan adikku yang terakhir bernama melisa.
  Â
Disini akau akan menceritakan tentang kehidupanku, dan cita-citaku yang ingin menjadi TNI. Ibuku yang bernama tugiem dan ayahku yang bernama sutono. Pekerjaan ayahku sebagai buruh bangunan dan ibuku sebagai tukang setrika keliling yang penghasilannya tidak seberapa.
Aku terlahir dari keluarga yang kurang mampu,jangankan untuk sekolah untuk makan sehari-hari aja kami kesusahan.Terkadang kami juga tidak makan karena uang yang tidak mencukupi.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya aku bisa hidup tanpa adanya orangtua.Aku pasti akan banyak kehilangan arah, tidak tau apa yang harus aku lakukan untuk aku dan adik-adiku. Kebiasaan burukku  ialah, setiap orangtuaku  memberi tahu dan menasihatiku, aku tidak pernah mendengarkannya bahkan aku suka melawan perintahnya.Tapi dengan sikapku yang seperti ini orangtuaku masih tetap  sabar menghadapi sikap yang seperti ini. Mereka selalu membimbingku dan menasihatiku.
   Â
Terkadang aku sangat merasa bersalah ketika sudah membuat orangtuaku marah.Aku merasa apa yang sudah  aku lakukan itu sia sia, tidak ada gunanya.Orangtuaku juga merupakan orang yang sangat mengerti.Kapan pun aku bercerita tentang permasalahanku, mereka selalu mendengarkanku, memberikanku nasihat dan saran.
Bagiku orangtuaku adalah sesosok sahabat dan kakak sebagai pendengar yang baik untukku.Aku pernah melihat orangtuaku menagis.Ingin sekali rasanya aku menanyakan apa sebenarnya yang terjadi terhadap orangtuaku. Namun aku takut, Â justru semakin membuatnya bersedih. Aku berusaha untuk tidak menyakiti hatinya namun terkadang aku masih membantah perkataannya.
Orang tuaku juga turut berambisi dalam pendidikan anaknya dan juga selalu menyemangati kami untuk mewujudkan impian dan cita-cita kami.Pada suatu hari kami mendapat berita yang sangat buruk bagi keluarga kami. Orang yang selama ini sering memberi kami bimbingan dan nasihat sudah pergi meninggalkan kami semua selamanya.ayahku meninggal akibat kecelakaan saat berkerja.
Kemudian aku dan adik- adik saya tetap menjalani pendidikan sekolah untuk membantu ekonomi ibuku, aku hidup berjualan gorengan untuk menafkahi ibuku dan adik-adiku.Kegiatan tersebut aku lakukan setelah pulang sekolah sampai dengan tengah malam.Kemudian  aku lanjutkan dengan kuli angkut sayur di pasar dengan imbalan yang tidak seberapa. Bahkan saat musim hujan tiba, kadang gorenganku tidak laku akibat terkena air hujan dan aku takut pulang karena tidak membawa uang.
Dalam kesulitan ekonomi tersebut aku hampir putus asa dan berfikir untuk tidak melanjutkan sekolah karena mungkin jika aku sekolah akan tambah menghabiskan biaya  dan merasa kasian dengan ibuku. Tetapi aku kembali berfikir menguatkan tekad bahwa aku tidak boleh menyerah dengan keadaan dan menjadi seorang yang sukses agar dapat membahagiakan ibu dan adik-adikku.
Tekadku terus bertambah kuat dengan cemoohan pada keluarga kami bahkan aku takut dan malu. Aku mendaftar menjadi tentara. Jangankan baju, pakaian yang layak saja aku tidak punya karena tidak ingin membebani ibuku. Akhirnya aku putuskan mendaftar secara diam- diam,menggadaikan motor yang aku pakai untuk jualan untuk mencukupi kebutuhan keluargaku selama mendaftar. Alhamdulillah dengan rahmad tuhan yang maha esa aku dinyatakan lulus menjadi tentara melalui bintara unggulan.
Dulu adalah hal yang tidak akan mungkin aku capai, hingga kesempatan yang diberi TNI AD melalui poltekad saya bersyukur dapat membuktikan kepada ibu dan adik-adikku bahwa aku bisa dan membuktikan kepada semua orang. Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses.
Buat kalian bermimpilah setinggi mungkin. Karena tidak ada yang tidak mungkin didunia ini. Asalkan kita ingin berusah dan terus berdoa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H