Senja telah menemani umurnya
Saban hari kopi telah menjadi cerita hari tuanya
Zirah besi perjuangan telah di simpan rapih dalam lemari kaca
Tapi kacamatanya masih sanggup melihat tajam masa depan anaknya.
Yah...
Aku telah berjalan pada garis jalan raya
Berpetualang dalam lembaran buku
Bercumbu dengan kata-kata dai ranjang perpustakaan
Lalu berjudi pada kenyataan tuk mencari keuntungan nasib
Yah... Maafkanlah si bungsu ini
keras kepala, banyak mau, dan sedikit cengeng.
Aku telah melihat punggungmu
Dipenuhi kristal-kristal keringat
Aku telah mendengar nasihatmu
dan bertumbuh pada hati
tapi aku lupa menyirami nasihatmu
sehingga lama kelamaan mati
Ayah...Izinkan anakmu menangis
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI