Mohon tunggu...
Ryan Ardiansyah
Ryan Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Tak ada kosa kata yang mampu mengambarkan

Barangkali kopi kita kurang diaduk

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Anggur dan Lencana

29 Oktober 2019   06:09 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:14 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tiarap di medan revolusi
Membawa sebotol anggur dan lencana
Darah pekat menyatu dengan merahnya anggur
Enam butir peluru musuh sudah siap
Menunggu aba-aba untuk menarik pelatuk
Lencana yang ku pegang tersisa satu peluru
Dengan tangan gemeteran aku coba membidik musuh

Kemenangan menanti di prahara
Semua ini adalah perjudian
Hanya nyawa yang dapat ku pertaruhkan


Jakarta , 28 Oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun