Mohon tunggu...
Gaya Hidup Pilihan

Islam Fanatik di Sukamakmur Kabupaten Bogor Hidup Tentram Tanpa Teknologi

4 April 2017   12:29 Diperbarui: 4 April 2017   12:53 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era modern ini banyak masyarakat yang masih asing dengan istilah islam fanatisme. Padahal agama memainkan peranan penting terhadap kehidupan manusia. Agama juga sering dikaitkan sebagai penyebab kerusuhuhan, peperangan dan keruntuhan perdamaian dunia. Di Indonesia, agama mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara baik secara sosial, politik, kultural, dan ekonomi. Agama telah menjadi bagian gaya hidup di Indonesia yang terus berkembang dan mengalami percampuran dengan budaya setempat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Fanatisme adalah suatu paham atau perilaku yang menunjukkan ketertarikan terhadap sesuatu secara berlebihan. Islam fanatisme biasanya memiliki seorang tokoh agama sebagai panutan yang sangat di hormati.

Islam fanatik dan sejenisnya sudah dikenal di kalangan masyarakat sebagai kelompok yang intoleran terhadap orang yang bukan kelompoknya atau berbeda keyakinan dengan mereka. Namun ini sangat berbeda dengan kelompok islam yang berada di Desa Pabuaran dan sekitarnya (menyebar ke Desa Cibadak) di Kecamatan Sumamakmur Kabupaten Bogor. Kelompok ini walaupun termasuk kedalam kelompok islam yang fanatik namun tetap memiliki rasa persaudaraan yang erat kepada seluruh penduduk desa.

Masyarakat desa pabuaran yang mayoritas adalah buruh tani padi, kopi dan perkebunan lainnya
Masyarakat desa pabuaran yang mayoritas adalah buruh tani padi, kopi dan perkebunan lainnya
Di kecamatan sukamakmur yang daerahnya merupakan kawasan pedesaan dengan hamparan lahan dan pegunungan memang masih melekat kerukunan antar sesame warga. Zabit yang merupakan salah seorang warga setempat yang perprofesi sebagai pengendara ojek mengatakan bahwa kelompok islam di desa tersebut hidup rukun dengan warga desa lainnya.

Kelompok islam di desa ini juga dikenal dengan sosok penduduk yang sederhana. Hebatnya mereka menolak menggunakan hal – hal yang berbau teknologi. Sama dengan masyarakat sekitarnya yang juga pergi ke lahan untuk bertani namun kelompok ini tidak menggunakan teknologi pada kehidupan sehari – harinya. Bahkan beberapa dari mereka menolak pemasangan listrik dan tidak mendata identitas kependudukan setempat.

Salah satu keunikan lainnya adalah di Desa Pabuaran dan Cibadak terdapat syukuran pada saat panen raya. Karena mayoritas warga kecamatan sukamakmur merupakan orang asli Jawa Barat yang berasal dari cianjur, purwakarta dan sekitarnya maka budaya yang berada disini sedikit mirip dengan budaya aslinya.

Keadaan masyarakat Kecamatan Sukamakmur yang tertinggal dibandingkan daerah lain sekitarnya
Keadaan masyarakat Kecamatan Sukamakmur yang tertinggal dibandingkan daerah lain sekitarnya
Seren Taun adalah upacara adat panen padi dan hasil perkebunan lainnya masyarakat Sunda yang dilakukan setiap tahun. Upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat Sunda. Upacara adat ini juga di lakukan di Desa Pabuaran dan Cibadak Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Bogor. “Budaya yang ada disini masih melekat dengan masyarakat, semua ikut melakukan budaya adat tidak mengenal kelompok dan agama” kata Muhammad Affendi selaku salah satu staf Kecamatan Sukamakmur bagian Kesejahteraan Masyarakat.

Tentu saja kehidupan antar kelompok masyarakat di Desa Pabuaran dan Cibadak ini merupakan hal yang jarang di temukan. Bahwa agama bukan penghalang untuk terciptanya kehidupan yang damai dengan sesama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun