Petisi atau keprihatanan dari kampus yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo yang dimulai dari sivitas akademika Univeristas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) menjalar ke berbagai kampus, baik perguruan tinggi negeri atau swasta.
Kalangan kampus menyampaikan petisi kepada Joko Widodo sebab mereka menilai presiden alumni UGM itu menyimpang dari prinsip-prinsip moral dan demokrasi. Sebab UGM merupakan perguruan tinggi yang merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia dan menjadi barometer perguruan tinggi di tanah air, apa yang dilakukan oleh sivitas akademika dari kampus yang berlokasi di Bulak Sumur, Yogyakarta, itu bisa menjalar ke berbagai kampus di seluruh negeri.
Sebagai sivitas akademika, apa yang disuarakan mereka pastinya bebas kepentingan politik karena selama ini mereka merupakan sosok yang objektif dan independen.
Dasar-dasar pemikiran mereka didasarkan atas kaidah-kaidah ilmiah sehingga nilai yang dihasilkan bersikap universal dan tidak memihak.
Sebagai sosok yang setiap hari bergelut dengan ilmu, sivitas akademika lebih asyik dengan bidang yang ditekuni dan tidak mengabaikan pada apa yang terjadi di luar kampus. Apa yang terjadi di luar kampus bahkan menjadi bahan untuk dikaji dan diteliti.
Mereka berbeda dengan sosok yang lain, misalnya politisi yang setiap hari sibuk dengan urusan kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan, yang semua dilakukan dengan kerap mengabaikan prinsip moral, etika, dan hukum.
Petisi dari Yogyakarta itu rupanya menjalar dan membesar ke berbagai kampus lain. Bila kita balik ingatan pada tahun 1998, gerakan reformasi, dari kampus di Yogyakarta itulah gerakan mahasiswa semakin massif. Disebut dari sanalah tuntutan Presiden Soeharto mundur kali pertama muncul. Apa yang terjadi di kampus itu membangkitkan gerakan di kampus-kampus lainnya untuk menyuarakan gerarakan reformasi.
Gerakan reformasi semakin membesar sebab apa yang dilakukan bersikap universal dan menjadi masalah bersama pada waktu itu. Gerakan reformasi yang berasal dari kampus diterima oleh seluruh element bangsa sebab hal ini disuarakan oleh kelompok yang tidak memiliki 'kepentingan'. Gerakan tahun 1998 gagal bila disuarakan oleh partai politik sebab selain rakyat tidak percaya pada institusi ini juga pastinya apa yang disuarakan hanya memperjuangkan kepentingannya.
Bila kita tetap ingin bangsa ini tidak menyimpang dari prinsip-prinsip moral dan demorkasi, seperti yang disuarakan dalam petisi maka suara-suara dari kampus harus diperbesar dan diperkuat. Tujuannnya agar getaran yang dihasilkan semakin terasa sehingga presiden segera sadar bahwa apa yang selama ini dilakukan telah menyimpang.
Kita senang apa yang terjadi di berbagai kampus terus membesar sebab saat ini tak ada pihak lain yang bisa diharapkan selain dari kampus. Berharap kepada capres, cawapres, caleg, partai politik, sama saja sebab mereka mempunyai kepentingan dan bila sudah mendapat kekuasaan, mereka bisa melakukan hal yang sama.