Dari faktor inilah maka deklarasi yang akan diumumkan oleh salah satu pihak yang membawa nama-nama HMI, akan diimbangi oleh pihak-pihak lain yang juga membawa nama HMI. Semua akan mengakui HMI yang asli.
Dari proses politik yang demikian maka akan muncul rivalitas politik di antara alumni HMI yang selanjutnya akan mengimbas pada HMI dan anggotanya. Rivalitas yang muncul bukan sekadar beda pilihan namun juga bisa menjerumuskan alumni, HMI dan anggotanya pada perpecahan. Fenomena seperti cebong dan kampret pada pilpres sebelumnya juga bisa menyeruak di tubuh alumni, HMI, dan anggotanya.
Fenomena yang demikian tentu akan mengkhawatirkan masa depan HMI. Dibawa-bawa namanya dalam pilpres bisa mengarahkan pada perpecahan. Agar tidak muncul tim sukses-tim sukses yang membawa nama-nama HMI sebaiknya PB HMI menyikapi masalah ini dengan tegas. Perlu disikapi dengan jangan sampai ada pihak-pihak tertentu yang membawa-bawa nama HMI untuk kepentingan politik praktis.
Bagi alumni HMI, berpolitik adalah usaha untuk membawa Indonesia menuju ke masa depan yang lebih baik. Untuk itu HMI mempersilahkan alumni dan anggotanya berpolitik di mana saja tanpa perlu membawa nama-nama organisasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI