Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenalkan Indonesia Lewat Piala Dunia U-17

16 November 2023   13:59 Diperbarui: 16 November 2023   14:24 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu kejutan ketika Timnas Indonesia dalam Piala Dunia U-17 mampu menahan imbang 1-1 Timnas Ekuador dan Panama. Dengan raihan demikian maka kehadiran Indonesia dalam pentas bola dunia ini menepis keraguan banyak pihak akan kualitas tim yang dihadirkan.

Prestasi Timnas Indonesia menghadapi dua kesebelasan tanggguh itu mengiringi prestasi besar bangsa ini yang akhirnya menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Pertandingan yang digelar sejak 10 November hingga 2 Desember 2023 itu menjadi pengganti kekecewaan atas batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena dengan tegas menolak kehadiran Timnas Israel sebagai salah satu peserta. Akibatnya hak Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dibatallkan oleh FIFA.

Sebagai ajang pentas sepakbola dunia, timnas yang hadir di Indonesia bukan sembarang timnas sebab mereka bisa datang ke sini setelah melalui berbagai seleksi di berbagi grup di masing-masing kawasan. Seleksi tersebut akhirnya menghadirkan negara-negara tangguh sepakbola ke Indonesia. Mereka negara tangguh dalam sepakbola yang berpartisipasi dalam Piala Dunia U-17 adalah Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol. Maroko, Senegal. Brasil, Argentina, Jepang, Korea Selatan, dan Iran. Kehadiran timnas yang juga kerap tampil di Piala Dunia itu akan membuat kasta piala dunia yang di bawahnya ini juga menarik untuk ditonton. Disebut di sinilah bibit-bibit potensial pemain dunia didapat.

Bagi Timnas Indonesia, kita berharap mampu menorehkan prestasi tersendiri meski yang dihadapi bukan kesebelasan selevel di kawasan Asia Tenggara. Akan banyak pelajaran yang diraih timnas dalam negeri selepas mereka menghadapi kesebelasan-kesebelasan tangguh dari berbagai kawasan.

Bagi Indonesia sendiri, penyelenggaraan piala dunia ini tak sekadar menjalankan mandat FIFA dengan menjadi tuan rumah yang baik namun juga untuk mengukur kemampuan timnas di pentas dunia. Misi menjadi tuan rumah juga sebagai jalan untuk lebih memperkenalkan Indonesia kepada bangsa-bangsa lain.

Sebagai warga bangsa, kita merasa popularitas Indonesia sangat terkenal, nilai-nilai demikian sudah ditanamkan sejak pendidikan usia dini. Ini dilakukan agar ada kebanggaan sebagai orang Indonesia bahwa dunia mengenal kita. Namun dalam realita masih banyak orang di berbagai negara belum tahu benar Indonesia. Mereka tahu namun hanya samar-samar atau setengah-setengah akibatnya jawaban kurang tepat kalau ditanya soal Indonesia. Sering terdengar nama Bali lebih popular dibanding nama Indonesia.

Pengalaman saat di Turki, orang-orang Indonesia di sana dianggap sebagai orang Malaysia. Tak hanya itu, orang Indonesia saat berada di Eropa disebut sebagai China.

Sebagai tuan rumah, Indonesia akan dihadiri oleh timnas dari berbagai belahan dunia. Negara-negara yang asing menurut kita, seperti Burkina Faso, Panama, Mali, Kaledonia Baru, Venezuela, dan Ekuador, pun juga akan berdatang ke Indonesia sebab timnasnya mampu lolos ke putaran selanjutnya.

Dengan Piala Dunia U-17 kita bisa memperkenalkan Indonesia atau akhirnya mereka mengenal Indonesia sebagai suatu negara yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan dikunjungi. Lihat saja dengan adanya piala dunia ini membuat Pelatih Timnas Brasil U-17, Phelipe Leal, jadi tahu Indonersia. Dalam ungkapan kepada press, dirinya mengatakan, "saya baru pertama kali datang ke Indonesia".

Piala dunia ini tidak hanya membuat Leal tahu Soekarno-Hatta International Airport dan Kota Jakarta namun menyandarkan dirinya bahwa ada 'peradaban' di sini. Saat melihat Jakarta International Stadium (JIS), dirinya mengungkapkan dengan perasaan hati terdalam, "ini sangat gila. Ini adalah stadion yang besar, punya keindahan dan saya sangat kaget mereka bisa membuat stadion seperti ini".

Sebelum datang ke Indonesia, bisa jadi Leal membayangkan negeri ini sebagai negeri yang asing, antah berantah, jauh dari kemajuan, dan bisa jadi seperti ia dan kita membayangkan negara-negara di Afrika yang penuh dengan kemiskinan, kumuh, gersang, dan tertinggal.

Masih banyak orang di dunia seperti Leal, membayangkan yang tidak-tidak kondisi Indonesia namun setelah tahu, mereka menjadi mengerti bahwa negara ini tidak seburuk yang mereka pikirkan. Selepas piala dunia, ia akan kembali Brasil dan pastinya di kampung halamannya akan bercerita tentang Indonesia sebagai negara yang indah seperti JIS.

Tidak hanya Leal yang kaget dan salah duga kepada Indonesia. Para pemain Timnas Mali pun juga mengalami hal serupa. Bagi bangsa Indonesia, nama Mali pun juga masih asing. Negara ini adalah salah satu negara yang berada di kawasan Afrika Barat. Negara ini dikelilingi oleh daratan Aljazair, Niger, Burkina Faso, Pantai Gading, Guinea, dan Mauritania. Dari sinilah Mali tidak mempunyai perairan laut. Di antara negara yang mengepung Mali, hanya Aljazair yang akrab di telinga orang Indonesia.

Banyak orang Mali yang tidak tahu Indonesia. Mereka menganggap Indonesia sebagai negara yang beriklim empat musim seperti benua yang tak jauh dari negaranya, Eropa.

Ketidaktahuan tentang Indonesia itu diungkapkan oleh Media official Timnas Mali, Efrahimas Hekoliwali. Sebelum tiba di Indonesia, dirinya mengira Indonesia sedang mengalami musim dingin namun setelah tiba di Solo, ia baru sadar ternyata cuaca di Indonesia sama dengan cuaca di Afrika, yakni panas.

Nah, dengan digelarnya piala dunia di empat kota di Jawa, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Solo, membuat banyak orang asing yang sebelumnya tidak tahu Indonesia akhirnya menjadi tahu. Mereka mempunyai kesan masing-masing tentang Indonesia bahkan ada yang membandingkan dengan asal-usulnya seperti yang diungkap oleh Lazar Stefanovic.

Pemain Timnas U-17 Kanada itu menyebut Solo seperti Belgrade. Ia menyebut kota itu sebab ayahnya berasal dari Serbia. Sama seperti Leal, dirinya tidak menduga akan fasilitas yang ada ternyata sangat bagus.

Bila sudah tahu tentang Indonesia, hal demikian biasanya akan memancing rasa cinta. Selanjutnya dari sini akan membuat di antara mereka merasa ingin kembali ke Indonesia dengan berbagai motiv, ada yang ingin sekadar jalan-jalan, melepas kangen, atau mencari kerja.

Tahu Indonesia memiliki stadion yang indah seperti JIS, bisa jadi membuat Leal ingin menjadi pelatih di sini. Bagi orang Brasil salah satu peradaban yang dimiliki adalah bermain sepakbola. Nah ketika melihat ada stadion yang besar dan bagus, maka ada anggapan di tempat itu ada peradaban.

Faktor inilah yang akan semakin banyak membuat pelatih dan pemain yang lebih berkualitas dari Brasil akan berdatangan ke Indonesia. Dampak positifnya, ya sepakbola Indonesia akan terdongkrak.

Tidak hanya orang Brasil yang akan berdatangan ke Indonesia, Stefanovic pun juga bisa kembali ke Indonesia setelah melihat Solo mirip kampung halaman orangtuanya di samping fasilitas yang mendukung.

Orang Mali bisa jadi juga akan banyak mencari kerja di Indonesia sebab cuaca di sana dan sini sama panasnya sehingga tidak perlu beradaptasi atau tidak perlu memiliki banyak pakaian untuk empat musim seperti bila mereka harus beremigrasi ke Perancis, negara yang pernah menjajahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun