Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres Filipina, Pemenangnya Mantan Gubernur dan Wali Kota

20 Mei 2022   07:08 Diperbarui: 20 Mei 2022   07:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dinamika politik dalam negeri rupanya juga tersengat atas kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam Pemilu Presiden (Pilpres) Filipina 2022. Putra mantan Presiden Ferdinand Marcos Sr yang akrab dipanggil Bongbong itu, disebut menang telak dalam pilpres dengan raihan suara mencapai 90 persen lebih. 

Dengan kemenangan yang diraihnya, ke depan, Bongbong yang berpasangan dengan Sara Duterte sebagai Wakil Presiden, akan mengendalikan kekuasaan di negara yang bertetangga dengan Indonesia itu.

Filipina rutin menggelar pilpres dan pemberitaan yang ada di Indonesia sepertinya lewat-lewat begitu saja namun kali ini kemenangan Bongbong menjadi perhatian tersendiri. Pilpres di negara yang berbatasan dengan Sulawesi Utara itu mendapat banyak ulasan dari pengamat politik dan wartawan.

Hal demikian bisa terjadi sebab ayah Bongbong, Ferdinand Marcos Sr, merupakan Presiden Filipina yang otoriter, koruptor, oligarkh, klepto, kejam, memberangus dan membinasakan kekekuatan-kekuatan demokrasi selama dirinya memegang kekuasaan. Selama 20 tahun, 1965-1986.

Sikap yang demikianlah yang membuat Ferdinand Marcos Sr, digulingkan oleh rakyatnya sendiri pada tahun 1986. Dengan gerakan peoples power, rakyat bersatu menurunkannya. Dipimpin oleh Ferdinand Marcos Sr, membawa trauma tersendiri bagi rakyat di sana. Mereka tidak ingin dipimpin oleh presiden dengan sosok dan watak seperti Ferdinand Marcos Sr.

Dalam perjalanan waktu dan pergantian generasi di Filipina, keinginan untuk mewujudkan suatu negeri yang adil, makmur, toto tentrem, rupanya lamban terwujud. Dari dulu Filipina sepertinya ya begitu-begitu saja. Rakyatnya banyak yang menjadi tenaga kerja ke Singapura, Malaysia, bahkan di negeri-negeri Arab, seperti Qatar.

Di antara mereka ada juga yang menganggap meski di hidup di jaman Ferdinand Marcos Sr penuh dengan keotoritarian namun ada masa-masa emas bagi bangsa Filipina. Hal demikianlah yang membuka pintu bagi keluarga Marcos untuk terus bisa berkiprah dalam dunia politik.

Bongbong bisa saja hidup enak di Hawai dari uang hasil korupsi yang dilakukan oleh ayahnya. Di Hawai, Bongbong bisa saja menghamburhamburkan uangnya tanpa peduli nasib bangsanya, Filipina. Namun rupanya gen politik dan kekuasaan yang tertanam pada diri Bongbong membuat ia selalu terpanggil dan peduli untuk Filipina. 

Dihujat dan diusir oleh bangsanya sendiri tidak membuat ia marah, dendam, dan mengasingkan diri. Ia tetap tegar dan ingin terus melanjutkan dunia politik yang telah dimentori ayahnya sejak kecil.

Sebelum ayahnya digulingkan oleh rakyat, Bongbong sudah pernah menjadi Wakil Gubernur Ilocos Norte pada tahun 1980-1983. Selanjutnya pada tahun 1983-1986, dirinya menjadi Gubernur Ilocos Norte. Meski sudah terusir dan terhina namun Bongbong bisa kembali ke Ilocos Norte. 

Di sini, ia menjadi anggota Dewan Perwakilan Filipina dari Distrik Kedua Ilocos Norte dengan masa periode 1992-1995 dan 2007 --2010. Pengalaman menjadi wakil rakyat itu menjadi bekal bagi dirinya untuk kembali menjadi gubernur di Ilocos Norte.

Wilayah di Filipina bagian utara itu bisa jadi makin lama makin melupakan sikap otoritarianisme Ferdinand Marcos Sr, buktinya karier politik Bongbong semakin naik. Setelah tak lagi menjadi gubernur dirinya menjadi senator yang mewakili daerah Ilocos Norte. Dari sini terlihat bahwa karier politik Bongbong dirintis dari bawah, mulai dari wakil gubernur, wakil rakyat, gubernur, dan selanjutnya senat.

Kemenangan yang diraih, bisa saja factor dari nama ayahnya namun juga karena Bongbong juga memiliki pengalaman politik yang tidak bisa diragukan reputasinya. Jabatan-jabatan yang pernah diraih, pastinya telah memberi banyak hal dan pengalaman baginya untuk menggaet dan menyakinkan rakyat bahwa dirinya memang pantas untuk menjadi Presiden Filipina. 

Dalam beberapa kesempatan mungkin Bongbong pernah mengatakan, "enak zaman Bapakku to, Filipina aman, makmur, dan disegani dunia". Glorifikasi masa-masa keemasan Ferdinand Marcos Sr ini disebut oleh banyak pengamat disulutkan oleh tim kampanye Bongbong dan terbukti ampuh mampu menghipnotis rakyat Filipina untuk memilih Bongbong.    

Sara Duterte yang menjadi pendamping Bongbong dalam pilpres juga memiliki pengalaman yang tak bisa diremehkan. Puteri Presiden Rodrigo Duterte itu pernah menjadi Wakil Wali Kota Davao 2007-2010 dan Wali Kota Davao 2010-2013 dan 2016-2022. 

Keangkeran Rodrigo Duterte dalam memerangi penjahat narkoba mempunyai adil dalam menghantarkan Sara Duterte menjadi wakil presiden mendamping Bongbong.  

Dari kemenangan Bongbong dan Sara dalam Pilpres Filipina 2022, terlihat bahwa jejak sebagai 'kepala daerah' merupakan salah satu bekal mereka untuk memenangi pemilu. Sebagai kepala daerah, pastinya mereka sudah dikenal oleh rakyat. Konstituen yang ada di daerah menjadi modal dasar suara untuk pilpres.

Fenomena kepala daerah menjadi presiden hal yang demikian juga terjadi di Indonesia. Joko Widodo sebelum menjadi Presiden Indonesia, awalnya adalah kepala daerah di Solo dan Jakarta. Ia pernah menjadi Wali Kota Solo 2005-2012 dan Gubernur Jakarta 2012-2014.

Nah, calon-calon presiden pada Pilpres 2024 di Indonesia, banyak kepala daerah yang memiliki elektabilitas dan popularitas yang tinggi seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, serta banyak lagi gubernur yang lainnya. Dari semua kepala daerah, mengerucut pada Ganjar dan Anies. Dua sosok ini sangat kuat sehingga ada parpol yang sudah dan akan meminangnya.

Kelak kontestasi pilpres akan banyak diisi oleh para kepala daerah. Hal demikian bisa terjadi sebab jabatan kepala daerah merupakan panggung nyata untuk menunjukan prestasi pembangunan. 

Kepala daerah yang sukses mengelola pembangunan, capaian kinerjanya akan mendongkrak tingkat keterpilihan dan popularitasnya. Selain itu, menangnya seseorang dalam Pilkada menunjukan adanya 'kepastian' suara yang memilih dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun