Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Awas, Puan Kritis kepada Jokowi hingga 2024

26 Agustus 2021   09:38 Diperbarui: 26 Agustus 2021   09:44 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penanganan Covid-19 yang tengah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), mendapat tanggapan kritis bahkan sinis dari para politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Tak tanggung-tanggung yang melakukan kritik dari partai yang berlambang banteng moncong putih itu para elitnya. 

Puan Maharani anak Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang saat ini menjadi Ketua DPR menjadi pembuka kritik kepada pemerintahan yang didukung bahkan menjadi bagian dari partainya.

Sebagai sosok yang dihormati, disegani, dan ditakuti, kritik Puan kepada Jokowi terkait penanganan pencegahan Covid-19 lewat PPKM Level 4, pastinya tidak akan diserang oleh rekan-rekan mereka separtai, bahkan kritik itu menjadi pandu bagi politisi PDIP lainnya untuk melakukan hal serupa. 

Setelah Puan menjadi pembuka, selanjutnya politisi PDIP lainnya, yakni Effendi Simbolon dan Masinton Pasaribu melakukan hal yang serupa.

Apa yang dilakukan oleh mereka, secara teori demokrasi adalah suatu yang wajar, sah, dan dijamin oleh konstitusi. Sebagai anggota DPR, mereka berhak untuk menjadi penyeimbang atas kebijakan-kebjiakan yang dilakukan oleh pihak eksekutif, Presiden. 

Apa yang dilakukan itu juga sebagai wujud mereka menyuarakan amanat rakyat yang selama ini hidupnya tertekan akibat wabah yang telah berlangsung selama setahun lebih. 

Mereka tertekan tidak hanya dari sisi kesehatan namun juga perekonomian. Penderitaan rakyat saat ini sudah mencapai puncaknya sebab secara simbolik, para pedagang telah mengibarkan bendera putih sebagai wujud mereka menyerah kalah, tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena usaha mereka jam bukanya dibatasi. Akibatnya tak ada pemasukan sehingga mereka tidak mampu bertahan.

Langkah-langkah kritis para elit PDIP itu pastinya menjadi pertanyaan besar bila ditinjau dari sisi-sisi dunia politik. Kalau kita lihat, pandemic Covid-19 telah berlangsung setahun lebih, awal tahun 2020, namun mengapa mereka pada saat ini, pertengahan 2021, baru bersikap membela rakyat. Selama ini ke mana mereka?

Dari waktu ke waktu, mendekat ke tahun 2024, sepertinya kritik yang dilontarkan kepada pemerintah akan semakin deras dan tajam. Kritik yang dilontarkan akan menjadi mulia adanya apabila dilakukan secara tulus dan ikhlas namun sangat disayangkan bila kiritk yang dilontarkan hanya untuk kepentingan untuk Pemilu 2024. 

Nah apakah kritik yang dilakukan oleh Puan dan para elit PDIP lainnya untuk tujuan Pemilu 2024? Sasaran ke sana terindikasi dari bertebarannya baliho Puan di berbagai sudut kota dan daerah, serta ada ungkapan Siapapun Capresnya, Puan Cawapres-nya. 

Semakin dekat dengan ajang pesta demokrasi, partai-partai politik saat ini entah secara diam-diam atau terbuka menyusun strategi pemenangan menghadapi pemilu. Mereka yakin bahwa dukungan dari rakyat merupakan modal besar untuk memenangi pemilu. Untuk menarik dukungan maka partai-partai politik bersikap pro rakyat. 

Sikap pro rakyat tahapan pertama dilakukan dengan bersikap kritis kepada pemerintah. Tahapan selanjutnya bagi-bagi sembako di tahun 2024, terutama saat coblosan.

Sebagai partai besar dan pendukung utama pemerintah, PDIP tidak mau lengah dengan kondisi yang serba terfasilitasi dan nyaman yang dinikmati saat ini. Mereka berusaha tetap menggunakan sikap kritis kepada pemerintah agar mendapat simpati, empati, dan dukungan dari rakyat. 

PDIP sadar bahwa rakyat semakin cerdas sehingga kalua hanya mengandalkan pemilih tradisional dan loyal, suara untuk menjadi nomer satu tidak akan tercapai.

Sebagai langkah yang penting untuk mencari simpat rakyat, PDIP tidak mau tertinggal dengan langkah Partai Demokrat dan PKS yang lebih dahulu kritis kepada pemerintah terhadap berbagai macam kebijakan, termasuk perubahan warna cat pesawat kepresidenan. 

Bila sikap kritis dua partai itu dibiarkan atau tidak diimbangi oleh partai-partai lain maka Partai Demokrat dan PKS kemungkinan besar akan banyak mendulang suara dalam Pemilu 2024.

Agar kondisi itu tidak terjadi dan tidak mau ketinggalan start dari partai-partai yang lainnya, maka PDIP segera bangun tidur, sadar, untuk melakukan langkah-langkah kritis kepada pemerintah. 

Langkah-langkah kritis kepada pemerintah yang dilakukan PDIP kalau kita amati secara jujur sebenarnya adalah hanya skenario atau strategi pemenangan pemilu. Langkah-langkah itu digunakan hanya untuk menggalang dukungan dari rakyat.

Sebagai partai pendukung utama pemerintahan Presiden Jokowi, problem-problem yang dikritikan oleh Puan, Effendi Simbolon, Masinton Pasaribu, dan politisi PDIP lainnya, kalau mau jujur dan tertangani sebenarnya bisa diatasi secara diam-diam. Puan selain Ketua DPR, juga elit PDIP. 

Sedang Jokowi selama ini disebut sebagai petugas partai (PDIP). Nah, masalah-masalah yang ada di masyarakat, bisa dibahas atau diomongi, bila mereka melakukan pertemuan, baik secara formal dan informal, baik acara partai maupun pertemuan DPR-Presiden.

Pertemuan secara formal dan informal antara Puan, Jokowi, dan politisi PDIP lainnya pasti kerap dilakukan. Dalam pertemuan itu pastinya banyak dibahas berbagai hal, mulai dari pujian sampai kritikan disampaikan namun pertemuan itu bisa jadi dianggap tidak gagah sebab dirasa tidak terbuka dan tidak berposisi sebagai pihak yang kritis. 

Sehingga Puan tetap melakukan kritik secara terbuka. Kritik itu dilakukan bukan untuk menyampaikan masalah bangsa, sebab hal demikian bisa dilakukan dalam pertemuan informal maupun formal dengan Jokowi, namun untuk menggalang dukungan dari rakyat untuk Pemilu 2024.

Kritikan-kritikan dari Puan dan elit PDIP saat ini tidak akan berhenti meski sudah diadakan pertemuan dengan Presiden. Kritikan akan terus meluncur hingga menjelang Pemilu 2024. Ini merupakan strategi pemenangan pemilu. 

Semua partai akan melakukan hal yang demikian termasuk PDIP. PDIP saat ini tidak mau ketinggalan start dengan Partai Demorkat dan PKS sehingga tiba-tiba mereka langsung menyerang pemerintah secara serentak dan bertubi-tubi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun