Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jangan Bungkam Travel Writer

25 Juli 2019   13:31 Diperbarui: 25 Juli 2019   13:47 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang diunggah oleh traveler dan atau backpacker ke media sosial juga memberitahu kepada pihak yang lain ketika melakukan perjalanan yang sama dengan harapan dalam perjalanan yang dilakukan lebih hati-hati dan waspada. Misalnya diingatkan bahwa di Paris, Perancis, banyak copet bergentayangan. 

Nah ketika traveler dan atau backpacker sudah mengingatkan banyak copet di Paris, tentu hal demikian membuat orang lain bila hendak ke sana harus waspada dan hati-hati. Unggahan-unggahan yang tidak menyenangkan seperti ini juga ada di negara lain sehingga masyarakat bisa memetakan negara mana yang aman dan tidak. Bila ada negara yang dikatakan tidak aman bukan berarti melarang berkunjung ke sana namun silahkan tetap ke sana namun perlu hati-hati dan waspada.

Unggahan di media sosial yang disajikan oleh traveler dan atau backpacker tidak hanya cenderung yang negatif. Cerita keramahan penduduk, ketertiban, dan mudahnya public transport sebuah negara juga kerap dipajang di media sosial. Pun demikian juga ada unggahan yang memberitahu di mana saja restoran halal yang ada di Jepang. Hal ini bisa menjadi petunjuk bagi wisatawan Muslim bila jalan-jalan ke negeri sakura sehingga bisa menikmati makanan sesuai diyakini.  

Dengan demikian sebenarnya apa yang disampaikan oleh traveler dan atau backpacker di media sosial adalah sesuatu yang juga dilakukan oleh masyarakat lain, memberitahu yang baik dan menyenangkan namun juga mengabarkan sesuatu yang tidak standar, menyimpang, tidak semestinya, atau tidak sesuai dengan program dan janji pemerintah. 

Dalam negara demokrasi, apa yang dilakukan youtuber tadi adalah hak dan sesuatu yang biasa. Nah dengan demikian sangat disayangkan kalau sikap kritis mereka dibungkam. Apa yang dilakukan oleh youtuber dalam maskapai itu kan ada faktanya bukan hoax. Mungkin masalah akan lain kalau ia menyebar hoax atau berita tidak benar yang sifatnya memfitnah.

Jadi sebaiknya pihak terkait jangan buru-buru mengambil tindakan bila ada laporan unggahan dalam media sosial seperti yang dilakukan oleh youtuber tadi. Apa yang dilakukan oleh youtuber tadi justru sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan maskapai yang sudah punya nama besar di dunia penerbangan antarbangsa itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun