Untuk itu mereka sebelum hadir dalam acara itu, dilatih atau melatih diri untuk menguasai soal, mampu menjawab pertanyaan, dan cara menyampaikan tutur kata (orasi).Â
Tak hanya itu, dari segi pakaian, bahasa tubuh, saat di panggung, semua yang ada itu sudah disiapkan oleh tim kampanye sehingga dari sini saja mereka sudah tak natural. Bisa jadi mereka mempunyai prinsip, lebih baik diam atau tak banyak bicara asal elektabilitas tak turun gara-gara kesalahan dalam acara itu. Sehingga peluang debat yang seharusnya bisa digunakan untuk menaikan elektabilitas tak mereka gunakan.
Kedua, harus diakui kedua pasangan memiliki masalah, baik pada masa lalunya maupun masa sekarang sehingga tim kampanye ingin masalah itu tak dibuka, diobral, dan diperdebatkan dalam forum yang disaksikan oleh puluhan juta rakyat Indonesia.Â
Bila masalah yang ada terungkap maka bisa menurunkan marwah hingga menjatuhkan elektabilitas yang sudah dimiliki. Agar masalah itu tak terungkap membuat semua memilih 'main aman' dengan setuju apa yang dikatakan KPU tadi, tidak ingin ada pasangan yang merasa dipermalukan.
Ketiga, debat kali ini berlangsung datar bisa jadi ya karena baru pertama sehingga masing-masing tim kampanye masih wait and see, melihat apa yang terjadi.Â
Selepas debat pertama, pastinya tim kampanye akan mengevaluasi kekurangan yang ada, mana-mana yang perlu diperbaiki oleh pasangan yang ada, guna dalam debat selanjutnya pasangan mereka lebih baik, bertaji, bahkan bisa menjatuhkan lawan tanpa melukai. Pastinya debat kedua akan lebih baik, tensinya akan lebih tinggi daripada debat sebelumnya.
Debat calon Presiden dari masa ke masa memang yang menang atau menguasai panggung tidak ada jaminan untuk memenangi Pemilu namun dengan berdebat yang mampu memberi solusi atas permasalahan yang ada serta mempunyai gagasan ke depan yang lebih menjanjikan dan membawa perubahan, merupakan salah satu edukasi politik yang positif yang bisa membawa demokrasi kita berkualitas bukan seremonial. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H