Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menunggu Merpati Terbang Lagi

10 Desember 2018   10:53 Diperbarui: 10 Desember 2018   11:01 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Terlepas dari masalah internal dan penguasaan saham yang sedang dirundingkan, ada kabar Maskapai Penerbangan Merpati hendak kembali melayani masyarakat dalam perjalanan udara atau bahasa mudahnya Merpati hendak terbang kembali. Pada masa lalu maskapai udara ini bersanding dengan Garuda, Bouroq, dan yang lainnya menjadi penghubung antarkota dan antarpulau di nusantara.

Kehadiran Merpati di udara sepertinya ditunggutunggu masyarakat selain terkait dengan semakin efektif dan efisiennya perjalanan udara juga karena dirasa ada beberapa maskapai penerbangan yang kehadirannya tidak memberi kepuasan dalam pelayanan bahkan secara tidak disadari mengancam keselamatan.

Selama ini ada beberapa maskapai penerbangan yang tingkat pelayanannya sering mengecewakan para penumpang. Delay yang dilakukan berulang kali bahkan tidak jelas kapan terbangnya membuat para penumpang menjadi gelisah.

 Puncak kegelisahan ini biasanya dilampiaskan dalam bentuk protes kepada petugas tiket. Jawaban yang tidak memuaskan dari petugas yang ada sering menimbulkan kericuhan di bandara.

Di media sosial sering viral ada penumpang yang kompak menduduki tempat parkir pesawat sebab nasib keberangkatan mereka digantung. Pun ada juga viral bagaimana salah seorang yang didukung oleh penumpang lain sepakat tetap di dalam pesawat sampai mereka benar-benar diterbangkan.

Apa yang terjadi di lapangan, di mana petugas tiket dan atau pramugari diprotes, dimaki, bahkan diumpat oleh penumpang sepertinya tidak menjadi pelajaran bagi manajemen maskapai yang sering tidak tepat waktu itu. Pemerintah pun sepertinya juga tidak tegas bersikap pada maskapai yang demikian bahkan cenderung membiarkan.

Maspakai yang demikian memang menawarkan harga tiket yang tidak biasa. Mereka menjual tiket kepada masyarakat dengan berbiaya rendah atau yang dikenal dengan LCC (low cost carrier). Tiket seperti inilah yang memancing masyarakat untuk menggunakan maskapai itu. 

Namun perlu dipahami dan dimengerti dengan menerapkan LCC ada beberapa fasilitas yang tidak bisa dinikmati atau dirasakan penumpang, seperti tidak adanya jatah makan dan minum, serta kondisi terminal bandar udara yang berbeda dengan maskapai yang bertarif umum.

Meski maskapai penerbangan sudah menyatakan diri dengan biaya rendah namun ia tidak boleh mengabaikan faktor-faktor utama dalam penerbangan. Keselamatan pastinya sebagai faktor utama. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah ketepatan waktu. 

Ketepatan waktu bagi seseorang yang sering bepergian dengan menggunakan pesawat merupakan hal yang penting. 

Seseorang bepergian biasanya mereka sudah merencanakan perjalanannya, kapan mereka harus berangkat, kapan mereka harus tiba di suatu tempat untuk beraktivitas, dan kapan harus balik, semuanya sudah disusun dalam catatan atau ingatan.

Nah bila pesawat itu delay maka semua rencana perjalanan yang disusun bisa buyar dan berantakan. Delay 30 menit saja bisa membuyarkan rencana yang telah disusun apalagi delay-nya hingga berjam-jam. 

Pembaca di sini pastinya pernah mengalami bagaimana gara-gara delay yang dialami membuat: penerbangan selanjutnya tertinggal pesawat. 

Bila maskapai yang bertanggungjawab, ia akan mencari pesawat pengganti atau menunda keberangkatan dengan pesawat yang sama dengan kompensasi menginap yang ditanggung. 

Namun bila penumpang itu melanjutkan penerbangan dengan maskapai yang berbeda, kemudian maskapai sebelumnya membiarkan begitu saja atau tak mau tahu, hal demikian membuat penumpang yang ada mengalami kerugian waktu dan biaya. Ia harus mengeluarkan biaya lagi untuk melanjutkan perjalanan.

Perjalanan tidak terasa bila di dalam negeri, menjadi sangat berat bila perjalanan ke luar negeri; dari delay pesawat tadi tidak hanya rugi dalam waktu namun bisa menggagalkan pertemuan dengan pihak lain. Coba bayangkan rencana pertemuan entah itu bisnis, pertemuan politik, atau yang lainnya, bisa gagal terlaksana karena pesawat delay. 

Politikus mungkin pernah merasakan bagaimana dirinya sudah ditunggu oleh ratusan hingga ribuan massa akhirnya batal pertemuan itu gara-gara pesawat delay. Delay yang terjadi tidak hanya membuat keresahan penumpang namun juga membuat kegelisahan orang yang menunggu, entah itu keluarga, sahabat, mitra bisnis, atau massa politik.

Hal-hal di atas, keresahan dan kegelisahan penumpang dan yang menunggu akibat delay, sepertinya tidak pernah dirasakan oleh maskapai itu sehingga mereka berulang kali melakukan hal yang sama. Mereka tetap tak berubah sikapnya bisa jadi punya prinsip, "kalau tidak mau silahkan cari pesawat yang lain".

Problem penerbangan kita yang sebenarnya dilakukan oleh maskapai yang itu-itu saja bisa menjadi tantangan dan peluang bagi Merpati. Mungkin kita belum tahu di mana posisi Merpati bila benar-benar kembali melayani masyarakat. 

Apakah ia masuk dalam penerbangan yang bertarif normal atau berbiaya rendah. Bila menerapkan LCC tentu Merpati akan ditunggutunggu oleh masyarakat namun dengan catatan tak melakukan hal yang sama dengan maskapai yang sudah biasa mengecewakan penumpang. 

Bila Merpati menerapkan penerbangan bertarif rendah namun 'di udara' ia tidak menawarkan hal yang baru atau sama dengan maskapai yang sudah ada maka kehadirannya tidak menyelesaikan masalah transportasi penerbangan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun