Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Saat Asian Games 2018, Katakan "Dangdut is Music My Country"

3 Juli 2018   10:36 Diperbarui: 12 September 2018   08:08 2296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak negara atau kota berlomba untuk menjadi tempat kegiatan yang menarik perhatian dunia, menjadi tuan rumah Asian Games, misalnya. Negara atau kota terpilih juga menggunakan kegiatan tersebut untuk mempromosikan diri ke dunia luar agar dikenal bangsa-bangsa lain, baik dari segi budaya, tradisi, kuliner, serta keindahan alam dan kotanya.

Bila bangsa-bangsa lain sudah mengenal negara atau kota itu karena budayanya yang mengagumkan, kulinernya yang enak, alamnya yang indah, dan kotanya yang mempunyai nilai seni yang tinggi, maka hal yang demikian akan memancing orang-orang luar pergi ke sana untuk berwisata atau menempuh studi.

Untuk itu banyak negara atau kota berebut menjadi tuan rumah penyelenggaran kegiatan-kegiatan antarbangsa. Kita ambil contoh Thailand.

Negeri Gajah Putih itu bergembira menjadi tuan rumah Sea Games. Selain mempunyai peluang untuk menjadi juara umum, juga digunakan untuk mempromosikan keindahan alam dan budaya serta tradisi masyarakat Thai.

Thailand berpikir ibu kota negaranya, Bangkok, sudah kesohor. Untuk itu negara yang banyak dikunjungi wisatawan dari Indonesia itu menggelar Sea Games di kota lain dengan alasan selain untuk memeratakan pembangunan infrastruktur olahraga, juga dimanfaatkan untuk mempromosikan kota-kota yang lain selain Bangkok.

Untuk itu pada pada Sea Games XVIII tahun 1995, Thailand menggelar kegiatan terbesar di Asia Tenggara itu di Kota Chiang Mai.

Kota yang berada di bagian utara Thailand ini adalah sebuah tempat yang indah dan banyak peninggalan situs-situs Budha. Bila di Bangkok ada sungai besar, Chao Phraya maka di sini ada Sungai Ping, sungai yang menjadi hulu Chao Phraya.

Keindahan Chiang Mai masih tersembunyi dan banyak orang luar tahunya hanya Bangkok sebelum Sea Games digelar di sana. Namun selepas Sea Games, mata orang terbelalak akan keindahan alam, sungai, dan budaya masyarakat Chiang Mai. Dari sinilah maka wisatawan yang datang ke Thailand, tidak hanya di Bangkok dan Pattaya namun juga Chiang Mai.

Sukses Thailand menggelar olahraga pada tahun 1995 dan sukses mempromosikan Chiang Mai sebagai tempat wisata, membuat negara kerajaan itu 'ketagihan' dalam mempromosikan diri.

Dalam Sea Games XXIV tahun 2007, Thailand yang kembali menjadi tuan rumah, memilih tempat penyelenggaraan tidak di Bangkok atau Chiang Mai namun berada di Nakhorn Ratchasima. Kota ini berada di bagian barat laut Thailand. 

Dari sini pula, orang luar kembali terbelalak akan keindahan negeri itu yang ternyata tersebar di negara yang pernah punya nama Siam dan Muangthai itu.

Hal-hal demikian juga dialami oleh negara atau kota lain ketika menjadi tuan rumah hajatan dunia pesta olahraga.

Selepas menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, Afrika Selatan mengalami lonjakan wisatawan dari banyak negara.

Di negeri yang sebelumnya dirundung masalah ras itu rupanya memiliki keindahan alam dan situs-situs sejarah.

Bahkan orang Indonesia juga banyak yang ke sana, selepas Piala Dunia 2010, selain karena gencarnya berita saat Piala Dunia, juga karena ada nilai sejarah hubungan Afrika Selatan dan Indonesia.

Nah, Indonesia yang memiliki beragam budaya, tradisi, kuliner, dan keindahan alam, perlu menjadikan Asian Games 2018 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang untuk mempromosikan apa yang kita miliki, apalagi yang asli Indonesia.

Untuk itu dalam gelaran pesta olahraga terbesar di Asia ini, kita perlu menampilkan budaya, tradisi, dan kuliner di saat atau di sela-sela lomba atau pertandingan. Kita perkenalkan apa yang ada apa yang kita miliki kepada peserta, official, dan supporter dari negara-negara Asia yang hadir di Jakarta dan Palembang.

Kita apresiasi ketika lagu Meraih Bintang yang beraliran dangdut itu menjadi theme song Asian Games 2018.

Pemilihan lagu bergenre dangdut yang dinyanyikan Via Vallen sebagai lagu resmi Asian Games kali ini selain untuk menunjukan kita mempunyai aliran musik khas Indonesia, juga untuk mempopularkan dangdut ke berbagai penjuru dunia.

Bila lagu ini sering diputar saat pelaksanaan Asian Games dan jutaan orang dari seluruh penjuru Asia mendengar Meraih Bintang maka masyarakat global akan menjadi lebih paham dengan dangdut.

Bila demikian tercipta maka dangdut akan setara dan sepopular dengan reggae, hip hop, rock, jazz, dan jenis musik lainnya.

Jadi mari kita tunjukan apa yang kita miliki dan banggakan, baik itu budaya, tradisi, kuliner, keindahan alam, pada saat Asian Games. Katakan dangdut is music my country.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun