Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Setelah Jalan Tol, Lalu Apa?

2 Juli 2018   08:46 Diperbarui: 2 Juli 2018   11:49 2000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila masyarakat memilih menggunakan public transport dan meninggalkan kendaraan pribadi maka hal yang demikian akan mengurangi kuantitas kendaraan yang bergerak di jalan. Sehingga kemacetan atau penumpukan kendaraan di jalan bisa dikurangi bahkan dinihilkan.

Ketiga, yang tidak kalah pentingnya adalah kesadaran pengguna jalan tol. Harus kita akui faktor penyebab macetnya jalan (tol) tidak hanya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan namun juga karena ketidakpatuhan masyarakat pada rambu-rambu lalu lintas yang ada.

Pengalaman kemacetan di jalan tol sepanjang lebaran tahun ini dan kemarin-kemarin adalah masyarakat, meski tidak semua, abai dalam mematuhi aturan yang ada. Ketika ada larangan berhenti di bahu jalan, mereka tak mengindahkan aturan itu. Ketika ada satu mobil yang berhenti di bahu jalan, dalam keadaan tidak darurat, hal demikian akan menghambat pergerakan mobil yang di belakangnya.

Bila jumlah mobil di belakangnya normal maka hal yang demikian tak menjadi masalah. Menjadi problem ketika jumlah kendaran di ambang batas sehingga berhentinya mobil di bahu jalan itu akan menjadi sumbat jalan tol sehingga menciptakan kemacetan yang panjang.

Tak hanya parkir di bahu jalan seenaknya yang membuat kemacetan terjadi. Saling serobot di jalan atau hendak masuk rest area juga menimbulkan kemacetan yang parah. Rest area saat lebaran tahun ini, kemarin, dan bisa jadi yang akan datang akan menjadi sumber kemacetan yang parah.

Hal demikian karena yang ingin masuk ke tempat istirahat itu mem-bludag, ditambah juga adanya pengguna jalan tol yang tiba-tiba memotong antrian yang sudah mengular. Jalan tol yang sudah tersendat menjadi lebih tersendat karena ruas yang ada menjadi menyempit akibat ada mobil yang memotong antrian.

Dengan demikian agar jalan tol berfungsi sesuai harapan maka perlu adanya kesadaran semua pihak. Pemerintah yang sudah susah-susah membangun jalan tol tidak boleh takluk dari pabrik kendaraan. Jangan karena diiming-iming nilai ekonomi lalu membiarkan atau mengiyakan mereka menjual produknya. Hal demikian membuat untung namun pembangunan infrastruktur, jalan tol, yang dilakukan menjadi tak berfungsi. Masyarakat yang sudah dimanja dengan jalan tol pun juga harus ikut menjaganya, tertib, dan berdisiplin dalam berlalu lintas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun