Dulu banyak penumpang gelap namun sekarang hal yang demikian tak bisa terjadi. Semua penumpang harus membeli tiket resmi dan tiket harus sesuai dengan nama penumpang, pemeriksaan dilakukan saat masuk stasiun di mana pemilik tiket harus bisa menunjukan identitasnya sesuai KTP, SIM, passport, atau tanda pengenal lainnya. Pun sekarang orang tidak bisa sembunyi-sembunyi apalagi terus terang merokok dalam gerbong. Mereka yang berani melakukan yang demikian, akan diturunkan di stasiun terdekat dan itu sudah terjadi.
Manajemen Jonan ini diteruskan dan dipertahankan oleh Direktur Utama PT. KAI selanjutnya sehingga moda transportasi milik pemerintah ini dari waktu ke waktu semakin diminati oleh masyarakat. Bila ada perusahaan transportasi bangkrut atau gulung tikar, hal demikian tidak terjadi pada kereta api. Ini bisa terjadi bukan karena PT.KAI milik pemerintah namun karena penumpang yang mengalir terus ke stasiun untuk naik kereta api.
Sebagai moda transportasi yang mulai digemari, diminati, dan dilirik oleh masyarakat maka PT. KAI harus meningkatkan pelayanan yang ada. Dan usaha meningkatkan pelayanan sepertinya hendak dilakukan oleh PT.KAI, seperti rencana pembangunan kereta cepat jurusan Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya.
Meski kita akui transportasi kereta api di Indonesia saat ini bagus, nyaman, dan harga terjangkau namun dari segi modernisasi kereta api, kita ketinggalan dengan negara-negara Eropa, Jepang, dan China. Kalau kita lihat, lokomotif di Indonesia dan di negara-negara maju, bedanya banget. Lokomotif kita terbilang sudah ketinggalan jaman atau masuk museum bila di Eropa, Jepang, atau China. Di negara-negara maju, lokomotifnya sudah seperti bentuk pesawat terbang tempur, jet.
Dengan adanya pembangunan kereta cepat maka pergerakan kereta api di Indonesia akan lebih kilat dibanding sebelumnya. Dari sinilah maka kereta api akan semakin diminati oleh masyarakat. Dari simulasi naik pesawat terbang dengan kereta cepat, dihitung dari rumah, waktu tunggu di bandara, hingga penerbangan, sepertinya naik kereta cepat lebih efisien.
Orang-orang Eropa disebut cenderung menggunakan kereta api (train) sebab selain jarak tempuh yang kilat, juga dikatakan naik kereta lebih nyaman, aman, dan terhindar dari hypherphobia.
Bila PT. KAI bisa menjaga, mempertahankan, dan meneruskan budaya kerja seperti yang ditanamkan Jonan serta sukses melakukan modernisasi teknologi kereta api maka PT. KAI tidak kalah dengan Deutsche Bahn (DB), perusahaan kereta api milik Jerman; atau Socit Nationale des Chemins de fer Franais (SCNF), perusahaan kereta api milik Perancis. Saya pernah naik kereta yang dikelola dua perusahaan itu dari Regensburg-Bremen (Jerman) dan Paris (Perancis) -- Frankfurt (Jerman). Naik kereta cepat ICE dan TGV yang dikelolanya sangat nikmat, tepat waktu, nyaman, aman, dan menyenangkan.