Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ponorogo Tak Sekadar Reog, Ada Telaga Ngebel Surga yang Tersembunyi

4 September 2017   15:16 Diperbarui: 4 September 2017   15:56 3323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya apa yang ada di kabupaten yang juga terkenal dengan wisata kuliner sate ponorogo-nya itu tak sekadar Reog dan Pondok Pesantren Gontor. Di kabupaten yang oleh Belanda disebut Panaraga ini mempunyai tempat wisata alam yang cukup banyak dikunjungi orang, yakni Telaga Ngebel.

wisata-ponorogo-ongebel-6-59ad0b879f63cd03e522dc45.jpg
wisata-ponorogo-ongebel-6-59ad0b879f63cd03e522dc45.jpg
Untuk menuju ke telaga yang berada di Kecamatan Ngebel itu, bagi pelancong dari luar kota Ponorogo dari arah Madiun sangat mudah. Sekitar 300 meter dari perbatasan Kabupaten Madiun dan Kabupaten Ponorogo, setelah melewati Jembatan Mlilir dan Tugu Reog, petanda memasuki Ponorogo, akan bertemu dengan sebuah perempatan. Dengan mengarah ke kiri maka di situlah jalur ke Telaga Ngebel. Dengan jalan yang terbilang bagus, sepi, jarak sekitar 25 km dari Mlilir cepat dilalui.

Sebagai telaga yang berada di Pegunungan Wilis, jalan menuju Ngebel berkelok-kelok dan menanjak. Hal demikianlah yang membuat perjalanan menjadi menarik. Di saat musim durian dan nangka, di mana banyak masyarakat menanam dua jenis pohon buah-buahan itu, di sepanjang jalan akan ditemukan orang berdagang dua jenis buah-buahan itu. Pembeli bisa memakan langsung durian dan nangka di tempat atau bisa membawanya pulang, tergantung selera masing-masing.

ngebel-3-59ad0b97ec4a2403b82c88c2.jpg
ngebel-3-59ad0b97ec4a2403b82c88c2.jpg
Sesampai di pintu masuk tempat wisata Telaga Ngebel, setiap pengunjung akan ditarik biaya, tidak mahal. Tak kurang dari 100 meter dari pintu masuk tempat wisata, kita akan melihat keindahan panorama telaga yang memiliki luas sekitar 160 hektar itu. Dibanding dengan Telaga Sarangan, Magetan; luas Telaga Ngebel lebih besar.

Telaga yang dikelilingin oleh Desa Gondowido, Sahang, Ngebel, dan Wagirlor, itu sampai saat ini masih terasa alami. Kanan dan kiri 90 persen masih dikelilingi oleh hutan pinus dan pepohonan yang lain. Dari sinilah maka wilayah ini kelihatan hijau penuh dengan rerimbunan pepohonan.

Dari waktu ke waktu Pemerintah Daerah Ponorogo mulai menggarap tempat wisata ini seperti menyediakan perahu wisata, losmen, wisata kuliner seperti nila bakar, dan fasilitas mainan buat anak-anak. Membangun losmen di sekitar Ngebel terbukti ampuh untuk menarik wisatawan dari Jawa Timur dan Jawa Tengah untuk bermalam di sini. Buktinya dalam sebuah waktu sering diadakah acara kantor tingkat provinsi di tempat ini.

Sebelum transportasi sepeda motor gampang dimiliki oleh orang seperti saat ini, pada tahun 1980-an, anak-anak muda yang tergabung dalam Pramuka, Sispala, Mapala, Karang Taruna yang berasal dari Ponorogo maupun luar daerah seperti Madiun, menjadikan Telaga Ngebel sebagai tempat hiking, camping, dan outbound. Namun sekarang, hiking sebuah jarang yang ditemukan.

Pada hari-hari tertentu seperti Idul Fitri, Tahun Baru Masehi, Tahun Baru Islam, di depan kantor Kecamatan Ngebel, yang langsung berhadapan dengan telaga itu, biasanya diadakan pertunjukan musik, entah itu musik rock atau dangdut. Bahkan dulu pada hari-hari itu ada pertunjukan ski air. Dengan hiburan semacam itulah sebagai upaya untuk menarik wisatawan untuk datang ke Ngebel. Sekarang di telaga itu ada fasilitas wisata perahu baik yang speedboat maupun yang biasa untuk mengelilingi danau.

Masyarakat Ponorogo akrab dengan telaga yang rupa buminya seperti telur ayam itu karena legenda yang ada. Wisata di Telaga Ngebel, pengunjung tak sekadar menikmati indahnya telaga namun juga bisa menikmati masih perawannya hutan di sekitarnya, wana wisata. Pohon-pohon pinus berjajar rapi dan menjadi penjaga pegunungan Ngebel. Bila kita mau menyelusuri pegunungan yang ada, ke arah timur, kita akan menemukan air tejun Selorejo. Lokasi air terjun ini berjarak beberapa km dari telaga. Jalan menuju ke sana sungguh indah sebuah jalur di mana kanan-kiri masih berwujud hutan meski ada beberapa rumah penduduk. Masyarakat di sana masih menggantungkan hidupnya pada hutan itu.

Untuk bisa menikmati basahnya air terjun Selorejo, pengunjung harus menyusuri jalan sepanjang 300 meter masuk ke dalam hutan, di mana di samping kanan berupa tebing, di samping kiri berwujud jurang. Banyak pohon di kanan-kiri membuat bisa dijadikan pegangan bila keseimbangan kurang terjaga. Di sekitar air terjun ini masih alami sehingga ada peringatan bila hujan deras diharapkan meninggalkan lokasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun