Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mudik Alon-Alon Asal Kelakon

9 Juni 2017   11:17 Diperbarui: 9 Juni 2017   11:39 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mudik di saat Lebaran merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh ummat Islam di Indonesia yang tinggal di perantuan untuk kembali ke kampung halaman. Mudik di saat Lebaran selalu mendapat perhatian dari pemerintah sebab mudik ini bukan mudik biasa.

Dalam mudik ini, jutaan orang, jutaan kendaraan roda empat dan roda dua, ribuan penerbangan, dan ratusan pelayaran, bergerak dari satu titik ke titik yang lain secara massal. Akibat yang demikian, seluruh infrastruktur perhubungan menjadi padat, macet bahkan mengalami berhenti total.

Fenomena yang demikian membuat pemerintah selalu berpikir bagaimana agar mudik di saat Lebaran, migrasi penduduk yang terjadi bisa berjalan lancar, aman, dan nyaman. Dalam menghadapi mudik, biasanya pemerintah beberapa bulan sebelumnya sudah memikirkan bagaimana infrastruktur yang akan dilalui bisa dilintasi dengan baik dan ditambah.

Untuk mudik Lebaran tahun ini, 2017, pemerintah tengah menggenjot pertambahan infrastruktur jalan, jalan tol, di beberapa penggalan lintasan, khususnya di Jawa Tengah, seperti Jalan Tol Brebes-Grisingan Kendal dan Semarang-Salatiga, serta penggalan jalan lainnya hingga Ngawi, Jawa Timur. Daerah ini infrastrukturnya digenjot sebab merupakan lintasan terpadat dari lintasan mudik yang ada.

Pemerintah menyegerakan penggunaan jalan tol tersebut dengan harapan peristiwa Brexit yang terjadi tahun lalu tidak akan terulang. Akibat peristiwa itu, di mana keluar tol hanya pada satu titik membuat kemacetan yang demikian parahnya, tidak hanya dalam hitungan jam namun sampai hitungan hari. Akibat macet yang berkepanjangan tersebut membuat pemudik tidak hanya rugi waktu namun sampai ada yang sakit bahkan meninggal dunia.

Kita apresiasi keseriusan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan lembaga yang terkait dalam menyambut mudik tahun 2017 ini yang telah memperbaiki dan menambah insfrastruktur jalan demi kenyamanan dan kelancaran mudik.

Ketika pemerintah sudah serius, bekerja, dan berkeringat dalam mempersiapkan mudik, di pihak pemudik juga harus demikian. Para pemudik harus mematuhi saran-saran dari pemerintah ketika menggunakan infrastruktur jalan. Pemudik tidak boleh seenaknya menggunakan sarana yang ada.

Biasanya saat mudik, pemudik merasa gembira dan bahagia. Ketika mereka mulai bergerak dari titik awal, bayangannya adalah segera bertemu dengan orangtua, saudara, kerabat, dan teman lama di kampung halaman. Bayangan inilah yang terkadang membuat pemudik lalai atau sengaja melanggar aturan-aturan yang disarankan oleh pemerintah, seperti melupakan istirahat atau mempercepat pergerakan kendaraan yang dikendarai. Bila naik sepeda motor mungkin mereka tidak istirahat meski sudah menempuh perjalanan selama dua jam. Bila naik kendaraan roda empat, mungkin ia ngebut di jalan tol. Kelalaian seperti inilah yang memicu terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Dalam mudik, sebab pergerakan kendaraan dalam jumlah jutaan yang bergerak dalam waktu dan tujuan yang sama, pasti akan membuat jalan menjadi padat, jalan pintas pun yang biasanya sepi juga menjadi ramai. Hal inilah yang menyebabkan kendaraan tak leluasa untuk bergerak. Sebab karena ingin cepat sampai tujuan dan bertemu dengan orang-orang yang dicintai maka membuat pemudik juga melakukan pelanggaran dengan cara saling ingin mendahului.

Hal ini mengakibatkan terjadi kesemrawutan jalan, tidak ada yang saling mengalah justru memperlambat dan menyumbat pergerakan kendaraan. Keinginan untuk cepat tiba di kampung halaman, justru malah semakin lama akibat ketergesagesaan atau kecerobohan pemudik itu sendiri.

Untuk itulah di sini perlunya sikap Alon-Alon Asal Kelakon (biar lambat asal selamat). Sikap ini bukan berarti kita lambat atau malas-malasan dalam berkendaraan namun sebuah sikap yang selalu menjunjung tinggi saran dan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Misalnya, bila pengendara sepeda motor disarankan berhenti setelah dua jam berkendaraan, maka saran itu harus dipatuhi. Sebab ingin cepat tiba di kampung halaman, terkadang saran tersebut diabaikan. Dari sinilah, akibat kelelahan dan tidak konsentrasi, membuat kecelakaan bisa terjadi. Kecelakaan dalam mudik tidak menimpa satu orang namun melibatkan banyak orang, sebab pemudik biasanya bersama keluarga, istri dan beberapa anak.

Cara-cara Alon-Alon Asal Kelakon selain mematuhi aturan dan saran pemerintah juga bisa dilakukan dengan cara menikmati perjalanan yang ada. Sepanjang lintasan mudik, pemudik bisa menikmati wisata alam atau kuliner. Misalnya saat di Cirebon, pemudik bisa mengunjungi Kasepuhan Cirebon, belanja batik, dan kuliner empal gentong.

Alon-Alon Asal Kelakon, dengan berwisata dan kuliner di salah satu daerah lintasan, hal demikian membuat kita bertoleransi kepada pengguna jalan yang lain. Bila kita beristirahat maka akan mengurangi beban jalan. Ketika beban jalan berkurang maka pergerakan kendaraan yang lain akan lebih lancar. Jadi Alon-Alon Asal Kelakon ini tidak hanya membuat kita aman dan nyaman dalam bermudik namun juga toleransi kepada aparat keamanan dan pengguna jalan yang lain. Untuk itu mari kita mudik dengan Alon-Alon Asal Kelakon.

#SiapUntukMudik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun