Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Komedian Bukan Punakawan

21 Desember 2015   08:15 Diperbarui: 21 Desember 2015   08:15 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para komedian sekarang bisa jadi lebih memburu ratting agar acara mereka laris di masyarakat. Bila acara mereka laris di masyarakat, di tengah banyaknya stasiun televisi, akan membuat mereka banyak menandatangani kontrak pertunjukkan di berbagai stasiun televisi. Di tengah pasar guyonan yang lebih cenderung hanya sebatas menghibur maka materi yang disampaikan oleh komedian itu asal-asalnya. Bila demikian pantaskah mereka diundang untuk memberi masukan?

Mungkin istana tidak sadar bahwa komedian bukan para punakawan. Dalam cerita pewayangan, punakawan adalah abdi kesatria. Mereka, para punakawan itu mempunyai tugas ngemong (membimbing), memberi masukan, dan nasehat kepada para kesatria agar benar dalam melakukan tindakan. Meski mereka mempunyai tugas ngemong, memberi masukan, dan nasehat pada para kesatria, sebuah tugas yang berat, mereka dalam keseharian dalam menjalankan tugasnya penuh dengan nuansa humor, cengengesan, dan gledisan. Namun humor yang dilontarkan tidak mengurangi nilai pesan yang disampaikan kepada para kesatria.

Dalam tokoh pewayangan yang terkenal dengan punakawan adalah sosok Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. Mereka menjadi punakawan Pandawa. Kelompok yang jahat pun disebut juga memiliki punakawan yang bernama Togog dan Bilung.

Bila demikian maka apa yang terjadi di istana bukan seperti yang terjadi dalam cerita-cerita pewayangan yang menjadikan punakawan sebagai pemberi nasehat yang tokcer alias manjur di saat di tengah-tengah masyarakat terjadi goro-goro politik dan korupsi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun