Di ruangan ini, jumlah lukisan Marie dengan bayi Isa, sangat banyak. Di setiap ruangan dan sudut ada lukisan Marie dan bayi Isa. Banyaknya lukisan yang menggambarkan kisah-kisah Trinitas di museum ini dikarenakan pada masa Raja Louis, dari periode ke periode, ia menyita properti-properti gereja-gereja di Eropa.
Dalam kunjungan ke museum yang luasnya 60.600 meter persegi ini, saya teringat dalam sebuah penggalan kisah Film 99 Cahaya di Langit Eropa. Di mana dalam film itu dikisahkan di museum ada lukisan yang penuh misteri yakni lukisan Ugolino Di Nerio. Dalam lukisan karya pria kelahiran Italia tahun 1280 dengan judul Virgin and Child itu, dalam kerudung Marie terdapat kufic (kaligrafi Arab kuno), ada pula yang menyebut pseudo kufic. Kaligrafi itu menyiratkan secara samar sebuah kalimat yang berbunyi Laa Illaha Ilallaah (tiada Tuhan selain Allah).
Mengapa Di Nerio yang disebut lahir di Florence, Italia, itu menggoreskan kanvasnya dengan
kufic yang demikian? Ada sumber yang mengatakan itu karena pengaruh Islam di saat masa keemasan di Timur Tengah kepada masyarakat Eropa yang masih berada dalam masa kegelapan. Pendapat itu bisa saja benar namun itu bukan pendapat Di Nerio. Di sinilah misteri itu muncul.
Seperti dikatakan di atas tadi, bahwa lukisan Marie dan bayi Isa jumlahnya ratusan sehingga untuk mencari lukisan Di Nerio itu tidak mudah. Penjaga museum yang berada di sekitar area itu saja tidak bisa menjelaskan di mana pastinya lukisan Di Nerio itu. Ia hanya memberi arahan di “bagian sana.” Setelah dilakukan pencarian dengan sabar, keluar masuk ruangan, lukisan itu ternyata berada di Salle 4, bagian Ruang Pelukis Italia.
Lukisan
Virgin and Child karya Di Nerio itu bisa jadi menarik bagi kalangan Muslim namun yang mampu menyedot seluruh pengunjung di museum itu adalah lukisan karya Leonardo da Vinci yang berjudul
Mona Lisa. Bila kita belum melihat langsung lukisan itu, kita pasti akan membayangkan bahwa lukisan itu dengan bingkai yang besar namun setelah kita melihat sendiri, bingkai lukisan itu tak lebih dari satu meter, termasuk ukuran kecil.
Sebab menyedot banyak perhatian maka untuk bisa melihat dan memotret
Mona Lisa, pengunjung harus rela berdesak-desakan. Bila lukisan lain nyaris tak berbatas dengan pengunjung, lain dengan
Mona Lisa. Lukisan ini dibatasi dengan tali merah sejauh 3 meteran dan dijaga oleh petugas museum.
Karya pelukis yang usianya lebih muda dari Di Nerio itu disebut memiliki misteri, misteri di senyumnya. Pendapatnya demikian bisa jadi benar, bisa jadi tidak, sebab kalau kita melihat secara langsung, lukisan pria kelahiran Vinci, Italia, tahun 1452, itu tak beda jauh dengan ribuan lukisan yang ada di museum itu. Bahkan banyak lukisan di Museum Louvre yang lebih bagus daripada
Mona Lisa. Di sinilah misterinya mengapa
Mona Lisa saja yang mampu menjadi magnet bagi orang untuk melihat.
Lihat Humaniora Selengkapnya