Bila kita mengacu pada ketiga kriteria tersebut dan dihubungkan dengan seringnya salah sebut pada Presiden Indonesia, bisa jadi negara kita di bawah Joko Widodo tidak sama seperti Indonesia di bawah Soekarno dan Soeharto yang mempunyai power dalam kancah dunia internasional sehingga kiprahnya selalu menjadi sorotan publik dunia. Saat Soeharto menjadi Presiden, Malaysia dan negara tetangga lain tidak berani mengganggu wilayah Indonesia. Soekarno dan Soeharto sangat kesohor sebab mereka berani melakukan ketegasan-ketegasan dalam bersikap dalam dunia internasional.
Dalam soal kebijakan luar negeri pun saat ini Joko Widodo datar-datar saja bahkan tidak ada. Ketika Joko Widodo tidak mempunyai sikap yang jelas dalam politik dunia, hal demikian semakin menyungsepkan dirinya. Seharusnya Joko Widodo kemarin hadir dalam Sidang di PBB dan mau melakukan pidato dalam sidang umum itu, sayangnya dirinya mewakilkan kesempatan itu pada Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pun apabila dikatakan bahwa tubuh Joko Widodo menarik, itu mungkin ukuran Indonesia. Kalau ukuran internasional, ukurannya tak seperti Joko Widodo tapi seperti Justin Trudeau. Â
Selama ini mungkin kita asyik dengan popularitas sendiri. Kita seolah-olah merasa bahwa popularitas Joko Widodo demikian hebatnya. Kita rupanya tidak sadar bahwa kita seperti dalam katak dalam tempurung. Rupanya masih banyak orang yang belum tahu kalau Joko Widodo adalah Presiden Indonesia.      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H