Â
Kesalahan sebut bagi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu sebagai Presiden Indonesia di berita foto harian kesohor di Amerika Serikat, Washington Post, membuat kita terhenyak di tengah kepungan asap. Ya kita terhenyak sebab Joko Widodo terpilih sebagai Presiden Indonesia karena faktornya tunggalnya adalah popularitas dia. Salah tulis oleh media sebesar Washington Post, membuat kita bertanya kembali, benarkah Presiden kita popular?
Salah sebut dan salah orang yang diungkapkan orang asing soal siapa Presiden Indonesia, apa yang terjadi di Washington Post itu bukan kali pertama. Sebelumnya saat di Bandung, Jawa Barat, dalam sebuah kesempatan ketika Presiden Joko Widodo bersama Walikota Bandung Ridwan Kamil, seorang asing mengira Presiden Indonesia adalah yang memakai peci. Nah saat itu yang menggunakan peci adalah Ridwan Kamil. Dengan demikian maka orang asing itu mengira Presiden Indonesia adalah Ridwan Kamil.
Bila Setneg atau Kemenkomifo tidak melakukan tindakan, tidak melakukan sosialisasi ke dunia internasional bahwa Presiden Indonesia adalah Joko Widodo, denga menyertakan foto besar-besaran, maka apa yang terjadi di Bandung dan Washington Post akan terulang. Bila terulang akan semakin menjatuhkan martabat Joko Widodo.Â
Kita harus mengakui bahwa di wilayah Indonesia, Joko Widodo adalah sosok yang dikenal bahkan saat menjadi Walikota Solo pun ia sudah melejit namun kita harus ingat bahwa dalam dunia global kita tak bisa terlepas dari pergaulan dengan bangsa dan masyarakat internasional.
Popularitas seorang Presiden atau kepala pemerintahan di dunia internasional disebabkan oleh banyak hal. Pertama, ia merupakan kepala pemerintahan negara superpower atau negara kuat. Negara superpower harus kita akui, geliatnya selalu dipantau dan kebijakannnya berpengaruh pada banyak negara di dunia. Aktivitasnya selalu mengundang media berjejaring internasional untuk mengabarkan kepada dunia. Sehingga bisa jadi kita setiap hari melihat aktivitas kepala negara superpower di media-media massa. Geliat negara itu tidak hanya dari segi militer namun juga ekonomi, olahraga, film, dan bidang lainnya.
Dari geliat negara suporpower seperti Amerika Serikat, Uni Soviet, Jerman, Perancis, Inggris, dan China, di mana pengaruh negara tersebut demikian dominannya maka membuat kepala pemerintahan negara tersebut sosoknya dikenal bahkan sangat familiar di seluruh penjuru dunia. Sosok Presiden Amerika, Obama misalnya, adalah sosok yang mudah diingat dan dihapal oleh miliaran orang. Dari popularitas ini maka orang bisa membedakan mana Presiden Amerika dan mana yang bukan.
Pun demikian Presiden Rusia, Vladimir Putin, ia merupakan sosok yang sangat popular di dunia. Banyak orang hafal dengan bentuk tubuhnya sehingga banyak media tak salah sebut.
Kedua, kepala pemerintahan itu bersikap agresif dan kontra dengan kebijakan negara-negara superpower. Kita ingat sosok seperti Soekarno, Presiden Cuba Fidel Castro, Presiden Venezuela Hugo Chaves, Presiden Bolivia Evo Moralles, Presiden Ahmaddinejad, Presiden Korea Utara Kim Jon Un, mereka adalah sosok yang berani menentang kebijakan negara superpower Amerika Serikat dan sekutunya. Keberanian itulah yang membuat dirinya menjadi sangat popular.
Penentangannya kepada Barat membuat ia menjadi sorotan media-media asing. Dari sinilah maka ia sangat popular. Soekarno yang antiimperialisme dan ingin menciptakan tata dunia baru membuat dirinya sangat popular di dunia. Orang-orang Malaysia, Singapura, Brunai, dan negara-negara Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Latin mengenal Soekarno hingga saat ini.Â
Ketiga, kepala pemerintahan itu sangat popular di dunia internasional bisa juga karena ia masih muda, cantik, atau ganteng. Misalnya Perdana Menteri Kanada yang baru, Justin Trudeau, merupakan sosok yang sangat kesohor apalagi di mata kaum perempuan. Kepala pemerintahan negara itu kesohor bukan karena negaranya superpower atau ia menentang kebijakan Barat namun karena ia tampan dan atletis. Bentuk tubuh yang demikian membuat dirinya kesohor dan banyak menjadi cuitan di media sosial terutama oleh kaum perempuan.  Â