Mohon tunggu...
Ardi Winangun
Ardi Winangun Mohon Tunggu... Wiraswasta - seorang wiraswasta

Kabarkan Kepada Seluruh Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Langganan Banjir

12 Maret 2015   12:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:46 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio


Beberapa waktu yang lalu, di Februari 2015, Jakarta diguyur hujan seharian. Akibat yang demikian, banyak wilayah di jakarta mengalami kebanjiran. Bahkan daerah Jl. Thamrin, Patung Kuda, Jl. Medan Merdeka Barat, Jl. Merdeka Selatan juga mengalami banjir seperti di tahun 2012.
Peristiwa tersebut tentunya membuat para media berebut untuk memberitakan. Bahkan ada yang menyiarkan secara langsung berita banjir itu.Saking semangat dalam memberitakan banjir, terkadang media menggunakan kalimat atau istilah yang tidak tepat dan hal yang demikian diulang-ulang. Kalimat atau istilah itu adalah langganan banjir atau banjir kiriman.
Sebuah media online pernah membuat judul berita dengan kalimat, Duh, Sekolah Ini Langganan Banjir. Ada pula yang membuat judul, Kampung Pulo Langganan Banjir. Contoh judul berita yang lain adalah Djarot Pertanyakan Warga Kampung Pulo Betah Tinggal di Lokasi Langganan Banjir.
Dengan demikian, sekarang orang tidak hanya langganan koran atau yang lainnya namun juga langganan banjir. Lucukan?Benarkah penggunaan kalimatlangganan banjir dan banjir kiriman?
Kalau kita melihat Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat, diterangkan
lang.gan, me.lang.gani v berlangganan kpd seseorang;
pe.lang.gan n orang yg membeli (menggunakan dsb) barang (surat kabar dsb) secara tetap;
lang.gan.an n cak pelanggan; berlangganan;
ber.lang.gan v berjual beli secara tetap;
ber.lang.gan.an v mengadakan jual beli secara tetap
Dengan penjelasan di atas terkandung makna yang jelas bahwa langganan adalah sebuah proses sadar, direncanakan, dan dijadwalkan untuk membeli, menggunakan, sesuatu sesuai kebutuhan. Bila tidak dibutuhkan maka secara sadar pula proses itu bisa dibatalkan, ditunda, atau tidak tetap.
Orang langganan koran, pasti kegiatan itu sudah direncanakan dengan sadar. Orang langganan  koran pasti ia mempunyai kebutuhan pada koran untuk mengetahui berita atau mencari informasi lain. Bila pekerjaan sudah didapat, setelah membaca ada lowongan berita dari koran, maka orang itu bisa secara sadar tidak membutuhkan langganan koran yang biasanya untuk mencari lowongan pekerjaan.
Pun demikian orang berlangganan televisi berbayar karena secara sadar butuh akan sajian yang ditawarkan dari penyedia jasa. Bila orang sudah tidak butuh lagi televisi berbayar maka dia bisa secara sadar memutuskan untuk berhenti, tidak menggunakan, berhenti menjadi pelanggan televisi berbayar.
Langganan dalam arti yang diterangkan kamus di atas ada yang menerangkan ada proses jual beli. Bila melakukan jual beli tentu harus ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Dalam hukum Islam ada beberapa syarat jual beli yang harus dipenuhi agar salah satu pihak tidak dirugikan.
Dengan penjelasan dari kamus maka bagaimana bisa orang atau masyarakat mau langanan atau berlangganan dengan banjir? Maukah masyarakat melakukan jual beli dengan air bah secara tetap? Tentu tidak.  Dengan demikian penggunaan kalimat langganan banjir tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian harus dicari penggunaan kalimat yang lain yang menggambarkan kondisi banjir yang kerap melanda suatu wilayah.
Tentu masyarakat yang wilayahnya sering mengalami kebanjiran, mereka tidak berlangganan atau langganan dengan banjir. Masyarakat di wilayah itu tidak secara tetap atau berkala secara sadar menggunakan banjir untuk memenuhi kebutuhan sesuatu.
Pun demikian dengan kalimat banjir kiriman. Berkirim atau mengirim adalah sebuah proses sadar yang dilakukan oleh dua orang untuk mengantarkan sesuatu. Dengan demikian pastinya tidak ada orang atau masyarakat yang mau dikirimi air dalam jumlah yang melimpah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun