Wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan yang paling digemari kaum muda-mudi untuk "menjaga kesehatan mental"dari peliknya rutinitas sehari-hari pada akhir-akhir ini. Ada banyak tempat wisata kuliner yang bisa kamu kunjungi di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari makanan tradisional hingga makanan internasional. Namun, bagi kamu yang tinggal di daerah Jabodetabek sudah tidak perlu pusing lagi untuk wisata kuliner. Cukup bermodalkan kartu uang elektronik, kamu bisa menjangkau berbagai jenis makanan baik yang tempo dulu hingga yang kekinian.
Terdapat banyak sekali moda transportasi, namun salah satu cara yang paling mudah untuk berwisata kuliner adalah dengan menggunakan KRL Commuter Line. KRL Commuter Line merupakan layanan kereta api komuter yang menghubungkan berbagai wilayah di Jabodetabek dan sekitarnya. Dengan menggunakan KRL, kamu dapat dengan mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus stress karena kemacetan, sulitnya mendapatkan tempat parkir, hingga pencemaran udara lho!
Sebagai salah satu pengguna rutin KRL sejak saya masih duduk di bangku SMP di tahun 2004, saya sudah banyak menyaksikan perubahan signifikan pelayanan KRL. Dari zaman dikelola oleh Divisi Jabotabek, KCJ, KCI, hingga KAI Commuter sekarang, saya sudah menyaksikan berbagai perubahan yang ada di setiap pengelola. Saya pun juga sempat mengalami era tiket kertas, kartu langganan sekolah, abunemen, hingga tiket elektronik yang canggih seperti masa sekarang. Dulu stasiun dan kereta sangat kotor, kumuh, tidak aman, dan sering terlambat.
Sekarang semua sudah bersih, tertib, dan nyaman. Kalau zaman dulu jadwal kereta tidak pasti, sekarang saya bisa melacak kereta yang jadwalnya sesuai dengan kebutuhan saya dalam genggaman berkat aplikasi KRL-Access. Karena kediaman saya hanya berjarak 5 menit menggunakan sepeda motor ke stasiun Bojong Gede, KRL adalah moda transportasi andalan saya dan keluarga untuk bepergian. Mulai dari urusan sekolah, bekerja, hingga jalan-jalan saya selalu setia dengan KRL karena akses yang mudah, murah, dan cepat. Cukup tinggalkan kendaraan pribadi di tempat parkir stasiun, lalu tap and go!
Membahas soal jalan-jalan, beberapa waktu belakangan ini saya sering kali wisata kuliner menggunakan KRL terutama ke Bogor, Pasar Minggu, dan Jakarta Kota. Sudah bukan rahasia umum lagi bila kondisi jalan raya di Jabodetabek sangatlah macet dan menyiksa jiwa dan raga. Akhir pekan dan hari libur pun tidak menjamin jalanan akan bebas macet dan belum lagi harus berurusan dengan rumitnya mencari tempat parkir. Perjalanan untuk “healing” yang sering adalah ke Bogor.
Saya pun cukup senang dengan perjalanan ini, karena banyak sekali jajanan yang unik dan nikmat di sekitar stasiun Bogor. Salah satu kuliner terkenal yang melegenda di sana adalah Kue Balok Toko Terang, yang sudah ada sejak tahun 1958 dan hanya tersedia mulai dari jam 4 subuh hingga 7 pagi setiap harinya.
Terkadang, sebelum bekerja saya juga menyempatkan diri untuk jalan subuh ke sekitar stasiun Bogor untuk sekedar olahraga pagi dan kulineran. Waktu tunggu yang singkat serta frekuensi perjalanan yang banyak, membuat saya tidak ragu untuk sekedar “refreshing” ke Bogor. Ditambah, kantor saya menerapkan WFA (work from anywhere) sehingga saya memiliki kebebasan bekerja dimanapun yang saya suka. Ketika saya bosan bekerja dari rumah dan tidak sedang dikejar deadline KRL sudah menjadi “sahabat” sehari-hari saya untuk sekedar melepas penatnya asam garam kehidupan tanpa menyiksa dompet dan tabungan. Ketika ada meeting mendadak, saya merasa sangat terbantu dengan keberadaan coffee shop di sekitar area stasiun.
Apabila saya merasa bosan dengan Bogor, saya berpindah ke Pasar Minggu. Untuk menemukan jajanan yang menyenangkan di sana tidaklah sulit, cukup jalan kaki sekitar 5 menitan dari stasiun Pasar Minggu, saya sudah menemukan jajanan favorit saya “pempek”. Restoran favorit saya di sana adalah “Pempek Pak Jenggot” selain pempek, es kacang merah di sana adalah salah satu menu favorit pelanggan.
Alternatif dari Pasar Minggu adalah kawasan pecinan Glodok. Banyak sekali jajanan unik yang menarik untuk dicoba di kawasan tersebut, misalnya; es potong, bakmi ayam, cempedak goreng, dll. Saya cukup turun di Jakarta Kota, lalu pindah ke Transjakarta dan turun di halte Glodok. Saya yakin untuk “healing” ke Glodok karena perjalanannya dari rumah sudah tidak selama dulu yang terkadang bisa 2 jam hanya untuk ke Jakarta Kota.
Berkat diberlakukannya GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) 2023 pada awal Juni silam, kini jarak antar kereta di jalur Bogor cenderung lebih rapat dengan waktu tunggu yang semakin singkat. Perjalanan saya sekarang menjadi lebih cepat dibanding dulu. Antrian KRL di Manggarai, Gambir, dan Jakarta Kota pun sudah tidak separah beberapa tahun belakangan.
Berbicara mengenai wisata kuliner, pastinya banyak orang yang berpikiran bahwa itu adalah bentuk “healing” yang tidak sehat karena terlalu banyak makan. Eits, jangan sedih! Kalau kamu naik KRL, kamu akan jadi lebih sehat. Karena KRL, secara tidak langsung membuat kamu belajar tentang budaya berjalan kaki dan naik turun tangga yang juga dapat membantu kamu untuk membakar kalori serta membuat tubuhmu semakin bugar. Semoga bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk menambahkan peta di stasiun-stasiun yang menampilkan "titik" jajanan atau kuliner yang mudah diakses dengan berjalan kaki di masa mendatang.
Jujur, saya merasa lebih sehat ketika bepergian dengan KRL, saya lebih memilih menggunakan tangga manual ketika di stasiun ketimbang eskalator untuk membakar kalori. Terutama bila saya habis “healing” dengan beragam jajanan. Mungkin saya adalah sebagian kecil pengguna yang sangat antusias dengan stiker kalori yang ditempel di tiap tangga stasiun.
Semoga promosi kegiatan “olahraga” sederhana ini makin banyak digencarkan baik secara luring maupun daring. Jadi tidak hanya badan yang bugar, tapi mental pun juga "segar"! Terima kasih KAI Commuter, yang telah menjadi teman sehari-hari saya untuk berbagai keperluan dari wisata kuliner hingga urusan pekerjaan tanpa harus pusing dengan macetnya jalan raya. KAI Commuter, The Best Choice for Urban Transport!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H