Mohon tunggu...
Ardiansyah Michwan
Ardiansyah Michwan Mohon Tunggu... -

belajar, bekerja, dan bermain. saat ini berdomisili di Sendai, Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dapatkah Kegemukan Ditularkan?

19 Juli 2010   05:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:46 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah kira-kira judul email dari seorang teman yang pada akhir emailnya memberikan komentar "sekarang kita bisa menuduh virus sebagai biang keladinya". Komentar tersebut terinspirasi oleh artikel dengan judul Adipogenic human adenovirus-36 reduces leptin expression and secretion and increases glucose uptake by fat cells di International Journal of Obesity (2007) 31, 87-96.

Mencoba untuk mencari tahu apakah benar kegemukan dapat ditularkan lewat virus? Saya berusaha mengumpulkan beberapa informasi. Karena masih berupa opini jadi masih perlu dicek kebenarannya, pikir saya saat membaca isi email tersebut.

Karena jika ini benar dan sudah ada mekanisme yg jelas, tentunya dapat berbahaya buat negeri tercinta kita ini. Prevalensi penyakit infeksi di kita juga masih tinggi (penyakit yang biasa melanda sebagian besar negara berkembang), ditambah lagi adanya hubungan antara infeksi dengan kegemukan (obesitas), akan semakin bertambahlah resiko penyakit terhadap negara-negara berkembang.

Sementara di sisi yang lain, prevalensi penyakit obesitas juga semakin meningkat jumlahnya, yang akhir-akhir ini juga menjadi perhatian serius terutama bagi mereka yg tinggal di kota-kota besar. Pertanyaannya sekarang, apakah penyakit ini dapat menular seperti layaknya penyakit infeksi pada umumnya?

Sempat searching berkenaan dengan topik ini, setidaknya di pubmed (salah satu mesin pencari bidang bidang biologi dan "lifescience) dengan kata kunci obesitas dan virus, saya menemukan sudah banyak artikel-artikel yg terkait dengan riset ini; menunjukkan bahwa topik penelitian ini menarik minat para ahli bidang nutrisi dan kesehatan.

Searching yg lain saya menemukan artikel di science news dengan judul "Study Strengthens Link between Virus and Weight Gain" http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=study-strengthens-link-be
(dari laboratorium yang sama dengan paper yg dikirim teman tersebut) yang kira-kira poin pentingnya adalah "I am not saying that all obesity is caused by viruses," Dhurandhar notes. "Obesity has multiple causes and viruses may be one of those causes." Next up for study, Dhurandhar says, is the exact mechanism by which a virus could lead to obesity. This, in turn, might lead to a vaccine that could prevent Ad-36 infections. "We hope to identify the gene or genes that could be responsible for its adiposic effect," he explains. "The long-term goal is to see if we can prevent adenovirus-induced obesity."

Mencoba searching artikel lainnya, saya menemukan di majalah nature http://www.nature.com/nature/journal/v444/n7122/full/4441009a.html apakah ada kaitan antara obesitas dengan mikroflora yang ada dalam perut kita? Saya juga menemukan pertanyaan yg sama "The intestinal bacteria in obese humans and mice differ from those in lean individuals. Are these bacteria involved in how we regulate body weight, and are they a factor in the obesity epidemic?

Jadi akhirnya saya berkesimpulan sementara bahwa karena belum ditemukan mekanisme yang jelas (baru berifat dugaan) hubungan antara kegemukan dengan penyakit infeksi ini. Adanya penyakit ini (uji pada hewan percobaan) hanya case per case saja (harapannya begitu). Sehingga, seperti ditulis oleh Dhurandhar, masih perlu kajian dan penelitian lebih lanjut. Menarik buat tema-tema penelitian di Indonesia, karena seperti kita ketahui sebagian besar penduduk di Indonesia pernah menderita penyakit infeksi (tifus dan hepatitis misalnya).

Jika memang hal ini bisa terjadi, cara paling sederhana agar terhindar dari penyakit ini adalah dengan menjaga pola makan sehat yang tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme dan mengkonsumsi menu makanan yg seimbang. Pola makan yg sehat bebas dari kontaminasi mikroorganisme bertujuan agar kita tidak terserang oleh penyakit-penyakit infeksi. Disamping tentunya mengkonsumsi makanan seimbang agar asupan gizi tidak berlebihan sehingga kita dapat terhindar dari penyakit-penyakit gizi lebih (penyakit kardiovasluler).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun