Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mi Ayam Gajah Mungkur Bu'de, Tetap Bertahan dalam Dinasti Keluarga

29 April 2021   05:09 Diperbarui: 29 April 2021   11:10 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia senja tak membuat Ibu Rian hilang semangat dalam mencari rezeki setiap hari. Sudah hampir 30 tahun sudah beliau berjualan Mi Ayam Gajah Mungkur di bilangan Pasar Depok Jaya, Kota Depok sejak 1986. Wanita asal Cilacap ini memiliki cerita sendiri bagaimana Ia bertahan hingga kini.

Bu'de, begitulah sapaan akrabnya, menjadi melekat kepada nama produk dagangannya: Mi Ayam Bu'de. Beliau setiap hari berjualan dari pagi hingga sore hari dengan gerobak sederhananya. 

Mi Ayam Gajah Mungkur sudah memiliki pelanggan tetap yang banyak setiap harinya. Maklum saja, porsinya yang banyak, rasanya pas, dan harga yang terjangkau membuat Mi Ayam racikan Bu'de begitu digemari segala usia.

Namanya juga pedagang kaki lima di pinggir pasar, meskipun sudah membayar sewa tempat tetap saja ada "hari apes" dialami Bu'de saat berjualan. Pengalaman buruk berhadapan dengan Satpol PP Kota Depok sudah biasa baginya, mulai dari ancaman hingga pengusiran. Sempat pindah lapak sana-sini, namun tetap saja dicari orang yang mau beli.

"Diusir Satpol PP lalu sempat pindah sana-sini mas, tapi ya namanya langganan mah tetap nyari di manapun Saya dagang", kata Bu'de.

Bu'de pun menambahkan, tidak ada resep khusus atau bumbu rahasia yang membuat mi ayam buatannya selalu didambakan pembeli. Beliau hanya bilang bahwa yang penting dalam berjualan makanan adalah konsisten dalam membuat bahan dasar dan bumbu yang berkualitas. Dengan demikian, cita rasa tak pernah berubah siapa pun yang memasaknya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Tetap eksis hingga tiga generasi 

Sudah Turun-temurun ternyata sejak zaman orangtuanya yang sudah wafat berjualan, beliau pun meneruskan orangtuanya berdagang mi ayam. Bahkan kini anaknya juga ikut berjualan tak jauh dari lokasi gerobak Bu'de, namun anaknya yang kadang dibantu suami Bu'de berjualan hanya di malam hari.

Meskipun sudah tiga generasi berlalu, keluarga Bu'de selalu berpikir positif dan tetap semangat meski tak ada pilihan lain untuk menyambung hidup selain berdagang.

"Saya gak memaksa anak untuk berdagang, Kerja apa saja boleh. Tapi kalo Ia mau fokus meneruskan kami untuk jualan mi ayam ya gapapa yang penting halal", tuturnya.

Anak Bu'de yang lainnya pun juga memiliki cabang mi ayam di tempat lain dan berjualan ditemani istrinya. Walhasil sudah tiga generasi ditambah menantunya juga tak ragu untuk meneruskan "dinasti keluarga" Bu'de dalam bisnis mi ayam gerobak ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

"Dari harga Rp500 sampe sekarang Rp12.000 ya Alhamdulillah masih bertahan dan diteruskan sama anak-anak. Semoga bisa terus jalan dan rejeki makin banyak", tambah Bu'de.

Bahkan saat hari raya datang, tak ada satu anggota keluarganya pun yang pulang ke kampung halaman. Beliau dan keluarga terbilang jarang pulang kampung, mengingat anak-anaknya juga tinggal di sekitar Depok saja. 

Malahan pelanggannya makin "mengular" saat hari raya tiba meskipun harga jual dinaikkan sementara. Menurut Bu'de, berdagang itu adalah kehidupan yang tak kenal libur. Jika konsisten dan tekun maka rejeki pun akan datang dengan sendirinya.

Dari depan gerobak mi ayam sederhana ini, ditambah suasana pasar yang tak pernah sepi, inspirasi datang dari seorang ibu yang tak kenal lelah menjemput rejeki. Sehat selalu, Bu'de!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun