Sudah beberapa bulan sejak Virus Korona menjadi pandemi, pembicaraan banyak orang, terutama di Indonesia mulai beralih dari topik ekonomi dan politik menuju kepada semua yang terkait dengan dunia kesehatan.
Bahkan istilah-istilah kesehatan tertentu yang biasanya hanya digunakan atau diucapkan para dokter dan petugas kesehatan lainnya kini umum digunakan masyarakat umum. Dalam kajian Sosiolinguistik, hal ini dikenal sebagai pergeseran pelabelan status sosial.
Bahasa Inggris sebagai bahasa "universal" dalam dunia kesehatan sebenarnya sudah memiliki kosa kata yang kini "muncul kembali" digunakan banyak orang dalam membicarakan hal terkait kondisi di tengah pandemi virus Korona ini.
Seperti contoh Personal Protective Equipment (PPE) atau dalam bahasa Indonesia disebut Alat Pelindung Diri (APD), secara etimologi sudah muncul sejak tahun 1977. Kemudian self-isolation atau isolasi diri yang sudah ada sejak 1834, social distancing yang muncul tahun 1957, dan juga Work From Home (WFH) alias bekerja dari rumah yang mulai digunakan tahu 1995.
Kosa kata baru, terutama di Bahasa Indonesia
Banyak masyarakat Indonesia tahu bahwa Covid-19 adalah singatan dari "Coronavirus Disease 2019" dari berbagai platform media massa. Peran media yang selalu memberitakan situasi terbaru kondisi pandemik di Indonesia juga berperan besar dalam penggunaannya yang beberapa di antaranya diserap dari bahasa Inggris.
Seperti yang dilansir Radar Bali, kosa kata baru yang kebanyakan akronim-akronim bermunculan; dalam Domain nama status orang terjangkit seperti Orang Dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), domain Tindakan seperti Pembatasan Sosial Berskla Besar (PSBB), domain alat digunakan seperti Alat Pelindung Diri (APD), domain nama virus, dan kosa kata lainnya seperti isolasi, karantina, Work From Home (WFH), dan masih banyak lagi.
Ketakutan Komunikasi Langsung dan Streotip Negatif
Maraknya penggunaan video terutama bagi mereka yang bisa bekerja dari rumah bisa saja "memisahkan" manusia semakin jauh dengan orang lain jika mereka tinggal tidak dengan keluarga. Bagi yang tinggal di kosan, kontrakan, atau apartemen sendirian mungkin lebih merasa aman dari kontak langsung orang lain, tapi mereka kehilangan kesempatan komunikasi langsung dengan orang lain.
Lebih jauh lagi, munculnya kosa kata baru yang sehari-hari muncul di masa pandemi ini menyebabkan stereotip negatif. Misalnya kata "Wuhan Virus" dan "China Virus". Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga kerap menyebut virus korona sebagai "Chinese Virus" karena berasal dari sana yang membuatnya jadi bahan obrolan di jagad dunia maya.
Streotip negatif Korona bahkan lebih buruk lagi di Indonesia, di mana hal ini menjadi aib dan stigma buruk bagi penderita dan mambuatnya dijauhi masyarakat. Beberapa orang juga menghindari obrolan terkait Korona karena sudah bosan "terpapar" informasinya setiap hari.
***
Semoga pandemi ini segera berakhir dan juga permasalahan yang timbul akibat fenomena penggunaan bahasa di segala kalangan. Karena bahasa juga bisa jadi "virus" yang bisa digunakan untuk menyerang dan merusak hubungan sesama manusia.