Kemeriahan ajang Asian Para Games 2018 mungkin tidak sama dengan Asian Games yang digelar sebulan sebelumnya. Namun banyak cerita dari orang-orang yang terlibat dalam sejarah terselenggaranya pesta olahraga yang satu ini.
Para atlet dan ofisial Negara peserta Asian Para Games 2018 adalah manusia hebat dan kuat. Mereka telah membuktikan bahwa begitu banyak kelebihan yang diberikan Tuhan di balik segala kekurangan.
Keterbatasan fisik bukan hambatan untuk bisa berkompetisi dan berprestasi mengharumkan nama negara. Tanpa mereka, pesta olahraga terbesar di Asia ini takkan pernah ada.
Namun terkadang keterbatasan bahasa menjadi kendala utama bagi mereka yang bersinggungan langsung dengan atlet dan ofisial tim dalam sebuah event internasional. Apalagi banyak dari mereka yang tidak bisa berbahasa asing.
Salah satu pahlawan yang jarang disorot dan patut diberi apresiasi juga adalah penerjemah lisan alias Interpreter. Mereka adalah orang terpilih yang dipercaya untuk turut mensukseskan gelaran yang mungkin tidak terulang lagi 50 tahun ke depan.
Mereka pun hadir di Asian Games dan Asian Para Games 2018 bukan tanpa alasan.
Seperti Ahmad, misalnya, salah satu Interpreter Bahasa Arab yang bertugas di cabang olahraga Tenis Meja Asian Para Games 2018. Dalam tugasnya, beliau yang juga seorang Dosen di Universitas Negeri Jakarta ini, sama sekali tidak canggung dan kesulitan karena beberapa negara seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Irak berbahasa yang sama.
"Merupakan sebuah kebanggaan menjadi bagian dari sejarah Indonesia menjadi tuan rumah ajang yang prestisius ini," katanya.
Interpreter yang paling "laris" dalam pekerjaannya adalah Bapak Irwan Gunadi. Sebagai penerejmah lisan Bahasa Tiongkok, beliau lebih sibuk dibandingkan rekan-rekan Interpreter lainnya seperti Pak Ahmad serta Interpreter lain yang bisa berbahasa Inggris, Korea, dan Jepang.