Beberapa tahun lalu, media sosial ramai dengan perdebatan warna sebuah gaun. Ada yang bilang biru dan ada yang bilang emas. Memang sekilas seperti guyonan semata, namun ada penjelasan ilmiah di balik hal itu.
Baru-baru ini jagad dunia maya kembali ramai. Para warganet berdebat persepsi terkait suara yang terdengar seperti "Yanny" atau "Laurel". Bagaimana dengan kalian? Apa yang kalian dengar?
What do you hear?! Yanny or Laurel pic.twitter.com/jvHhCbMc8I--- Cloe Feldman (@CloeCouture) 15 de mayo de 2018
Seperti yang dilansir Wired.com, Fenomena ini berawal ketika seorang pelajar di Georgia bernama Katie Hetzel mencari arti kata "Laurel" di situs Vocabulary.com saat pelajaran Sastra di kelasnya.
Saat mengakses kamus itu ia memutar audio untuk mendengar pelafalannya. Bukannya mendengar "Laurel", Ia justru mendengar "Yanny".
"Saya bertanya kepada teman sekelas dan mendapat jawaban beragam", Sahut Hetzel.
Hetzel lantas mengunggah klip audio itu ke Instastory. Tak lama berselang, kakal kelasnya me-repost dengan menambahkan polling. Hal ini menjadi semakin viral di jagad Twitter setelah seorang Selebtwit mengunggahnya.
Saintis Neuro dari Universitas Maastricht, Lars Riecke, beranggapan bahwa hal ini bisa menjadi persepsi berbeda  karena perbedaan frekuensi suara yang dihasilkan.
Jika fokus ke frekuensi rendah, kita akan mendengar "Yanny", jika fokus ke frekuensi tinggi, kita akan mendengar "Laurel". Hal ini bergantung pada fokus otak kita. Perbedaan usia juga memengaruhi persepsi bunyi ini.
Yanny atau Laurel juga terdengar berbeda jika diputar via PC atau smartphone. Seorang Linguis Komputer, Gretchen McCulloch berpendapat bahwa ia mendengar "Laurel" di komputernya dan "Yanny" di handphonenya. Ilusi audio seperti ini perlu diputar berkali-kali untuk mendapatkan perbedaannya secara fonologis.
Faktor lainnya adalah mata kita sendiri yang membuat kita mendengar yang lain. McCulloch berkicau di Twitter untuk menegaskan hal ini:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!