Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah 5 Band Folk yang Harus Datang ke Indonesia

24 Oktober 2017   18:28 Diperbarui: 25 Oktober 2017   13:52 3601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang suka musik beraliran folk? Genre musik yang sering disebut musik rakyat ini memang mengandalkan unsur kesederhanaan dan keseharian dalam setiap alunan nadanya. Biasanya alunan suara gitar mendominasi musik folk ditambah dengan instrumen musik tradisional lainnya yang menambah suasana klasik di dalamnya seperti biola, banjo, mandolin, dan piano.

Mungkin salah satu di antaranya adalah favorit kalian. Beberapa band folk berikut sudah lama eksis dan merajai genre ini. Sayangnya mereka belum pernah manggung di Indonesia. Kira-kira siapa saja ya yang wajib "mampir" pentas ke Jakarta?

The Lumineers

Sumber: npr.org
Sumber: npr.org
Mereka bisa dibilang rajanya folk di Amerika Serikat. Band asal Colorado ini naik daun lewat lagu "Ho Hey!", "Stubborn Love", dan album-albumnya yang rutin masuk nominasi penghargaan Americana Music Honors & Awards, Billboard Music Awards, dan Grammy Awards.

Band yang diprakasai oleh Wesley Schultz dan Jeremiah Fraites ini memiliki musik folk yang begitu kental. Di beberapa lagu dan penampilan panggungnya, mereka juga sering berkolaborasi dengan musisi lain yang memainkan alat musik klasik. Para pecinta musik folk tentu menjadikan The Lumineers sebagai favorite artist di playlist mereka.

Meski The Lumineers sudah eksis sejak 2002, baru 2 album yang ditelurkan mereka yaitu "Self-titled" (2012) dan "Cleopatra" (2016). Semoga saja The Lumineers terus produktif berkarya dan bisa menyempatkan manggung di Indonesia suatu hari nanti.

Mumford and Sons

Sumber: mumfordandsons.com
Sumber: mumfordandsons.com
Band folk-rock asal London, Inggris ini tentu sudah kesohor di dunia. Mereka beberapa kali manggung di event-event berskala Internasional bersama musisi kelas wahid lainnya. Sang vokalis Marcus Mumford bersama rekannya Ben Lovett, Winston Marshall, dan Ted Dwane selalu memukau para penonton yang hadir di setiap live performance mereka. Namun sayangnya promotor musik di Indonesia belum berkesempatan mengundang mereka.

Lagu-lagu yang dibawakan Mumford and Sons begitu menggelora ditambah petikan banjo yang khas serta beat-beat sederhana dari pedal yang diinjak Marcus sambil memainkan gitarnya dan bernyanyi penuh tenaga. Salah satu lagu yang paling nge-hits adalah "I Will Wait".

Lewat tembang-tembang andalannya dalam album "Sigh No More" (2009), "Babel" (2012), dan "Wilder Mind" (2015), mereka sudah mendapatkan banyak penghargaan. Di antaranya trofi sekelas Billboard Award dan Grammy Award.

Of Monsters and Men

Sumber: papelpop.com
Sumber: papelpop.com
Band asal Kota Reykjavk, Islandia ini memiliki ciri khas musik yang begitu unik. Kombinasi suara alto dari si cantik Nanna Bryndis dan suara bariton dari Ragnar yang sama-sama memainkan gitar sungguh syahdu terdengar di telinga. Suasana folk dalam musik mereka semakin kuat ditambah dengan alunan akordion dan juga terompet.

Lewat lagu-lagu andalannya seperti "King and Lionheart", "Mountain Sound", "Little Talks", dan "Crystals", Nanna dan kolega sudah membius pecinta musik folk di seluruh dunia. Beberapa video klip yang dirilis di YouTube juga begitu iconic, menguatkan tema musik dalam visual yang apik.

Sejauh ini, Of Monsters and Men sudah merilis 2 album di antaranya "My Head is an Animal"dan "Beneath My Skin". Meskipun mereka sudah keliling dunia manggung, Indonesia belum pernah disinggahi. Jadi, siapa yang begitu berharap Of Monsters and Men manggung di Indonesia?

Twin Forks

Sumber: twinforksmusic.com
Sumber: twinforksmusic.com
Siapa yang tak kenal Chris Carrabba? Pria di balik nama besar Dashboard Confessional ini memang sudah lama membesarkan band-nya setelah sempat bergabung juga sebagai vokalis di band Further Seems Forever. Chris yang diketahui gemar mendengarkan musik Folk yang klasik dan "organik" sudah terlihat menunjukkan keahliannya menyanyikan lagu genre klasik ini lewat beberapa proyek solo-nya meski Ia besar dengan nama Dashboard Confessional yang lebih nge-rock dan emosional.

Sampai pada akhirnya project band folk sungguhan terealisasikan. Twin Forks terbentuk dengan konsep akustik folk band. Berbeda jauh dengan Dashboard Confessional, Chris mencoba "banting setir" tampil beda bersama Twin Forks. Ia sempat dibantu oleh Suzie Zeldin dari band The Narrative untuk bermain mandolin dan menjadi backing vokalnya.

Menurut sang former Chris Carrabba, lantunan musik Twin Forks akan mengajak para pendengar untuk bersorak sambil menghentakkan kakinya. Sempat disibukkan dengan tur dan promosi album pertama Twin Forks, Chris mau tak mau harus bergantian tampil dengan Dashboard Confessional. Ibarat musisi yang "aji mumpung", Chris tetap produktif dan selalu tampil prima di dua band yang berbeda.

Chris bersama Dashboard Confessional sudah 3 kali manggung di Indonesia, yang terbaru ketika pentas di Soundernaline 2017 di Bali beberapa waktu yang lalu. Bagaimana dengan Twin Forks? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Mandolin Orange

Sumber: mandolinorange.com
Sumber: mandolinorange.com
Mereka ini mirip sekali dengan Endah dan Rhesa lho! Bedanya, sounddan ambience Mandolin Orange lebih nge-folk. Lebih kerennya lagi, mereka berdua juga bernyanyi dan masing-masing menguasai dua jenis alat musik dengan sering bergantian memainkannya di setiap lagu yang berbeda. Suasana akustik-folk nya begitu kerasa dan bakal membuat beda suasana.

Mandolin Orange yang digawangi Andrew Marlin dan Emily Frantz ini mungkin masih asing di telinga para pecinta musik di Indonesia. Namun jika mereka punya kesempatan untuk manggung di Jakarta, dijamin bakal bikin penonton sumringah mendengar alunan musiknya.

Ada band atau musisi folk lain yang harus masuk daftar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun